Jumat, 23 Desember 2011

Saham-saham Pilihan untuk 2012

Jakarta - Tahun 2012 akan segera datang. Sudahkah Anda memilih-milih saham-saham yang akan menjadi pilihan investasi Anda di tahun 2012? Jika anda berencana mulai berinvestasi di saham, atau berniat melebarkan portofolio kepada saham-saham lain, beberapa saham di bawah ini bisa menjadi pilihan di 2012.

Berikut ini adalah beberapa saham pilihan dari outlook 2012 versi eTrading Securities yang dikutip detikFinance, Kamis (23/12/2011):

1. PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS)
  • Pasokan gas yang cukup adalah kunci keberhasilan PGAS di tengah tingginya permintaan gas alam.
  • PGAS berencana memakai alat pengiriman gas antar moda seperti CNG dan LNG untuk memperluas distribusi yang ada dan kapasitas transmisi.
  • PGAS berencana mempersiapkan bahan baku gas non-konvensional seperti Caol Bed Methane (CBM) alias gas metana dari batubara.
  • Sebagai perusahaan plat merah, PGAS punya kebijakan dividen yang menarik.
  • Secara fundamental, target kami untuk harga PGAS Rp 4.700 per saham yang merefleksikan 14,8x P/E FY12E.

2. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)
  • Efisiensi dalam mengatur biaya produksi akan memberikan hasil yang baik dan jangka panjang bagi INDF. Naiknya harga bahan baku (terigu untuk mie) bisa dimanfaatkan untuk menjaga margin keuntungan dengan menaikkan harga.
  • Kami perkirakan volume produksi divisi agribisnis akan meningkat secara signifikan di masa mendatang, juga mendapatkan keuntungan atas naiknya harga komoditas.
  • Katalis penggerak tumbuhnya INDF adalah rendahnya utang sehingga tidak menghambat laju perolehan labanya.
  • Secara fundamental, target kami untuk harga INDF di Rp 5.500 per saham yang merefleksikan 12,5x P/E FY12E.

3. PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR)
  • JSMR adalah pemain terbesar di Industri tol dalam negeri, mengoperasikan tol sepanjang 531 km ataus etara 72% dari total jalan tol di Indonesia.
  • Saat ini, JSMR memegang 9 konsesi tol baru dengan estimasi sepanjang 215 km.
  • Disetujuinya undang-undang pembebasan lahan akan memberi imbas positif. Dengan demikian, proyek-proyek JSMR akan berjalan sesuai jadwal.
  • Industri tol murni diserap oleh konsumsi domestik, dengan demikian kinerja JSMR tak terpengaruh krisis global.
  • Naiknya tarif tol secara konsisten dalam dua tahun sekali akan menghindarkan omzet JSMR dari tekanan inflasi.
  • Walau perkiraan harga wajar kami untuk JSMR hanya di Rp 4.050 per saham, kami yakin dalam perkembangannya nanti target harga berpotensi naik. Berdasarkan analisis konsensus, harga wajar JSMR adalah Rp 4.696 per saham yang merefleksikan 17,5x P/E of our FY12E.

4. PT AKR Corporindo Tbk (AKRA)
  • AKRA didukung oleh infrastruktur logistik dan jaringan kuat yang masih punya potensi berkembang tinggi.
  • Pertumbuhan pendapatan yang tinggi didorong oleh tingginya permintaan di bisnis BBM.
  • Masuknya ke bisnis tambang dan infrastruktur logistik di Kalimantan akan mendorong pendapatan AKRA di masa mendatang.
  • Posisi kas AKRA kuat dan rasio pinjaman negatif.
  • Target harga kami untuk saham AKRA di Rp 3.200 per saham yang merefleksikan 18x P/E FY12E.

5. PT Wintermar Offshore Tbk (WINS)
  • WINS spesialis dalam industri jasa pelayaran, fokus di industri lepas pantai.
  • Permintaan yang tinggi atas kapal semakin tinggi atas tumbuhnya industri migas lepas pantai di Indonesia, ditambah dengan azas cabotaget yang juga menjadi sentimen positif bagi perseroan.
  • Fokus perseroan pada peremajaan kapal menghasilkan armada yang muda dan berteknologi terkini, sehingga memberikan WINS kesempatan maju paling depan diantara para kompetitornya
  • Kami berinisiasi WINS dengan rekomendasi BUY dengan target harag Rp 480 per saham yang merefleksikan 10,7x P/E FY12E.

6. PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP)
  • Dalam pandangan kami, disahkannya UU pembebasan lahan berpotensi memberikan kontirbusi tambahan kepada permintaan semen.
  • Permintaan semen Indonesia sudah tumbuh 17% secara tahunan di sepuluh bulan pertama tahun ini menjadi 39 juta MT dan penjualan semen terus mencetak rekor tertinggi. Total volume penjualan semen di Oktober mencapai 4,7 juta MT. Asosiasi semen Indonesia mengharapkan permintaan tahun 2012 akan tumbuh 8-10% YoY. Target pertumbuhan volume penjualan INTP diprediksi mencapai 10%.
  • Utilisasi pabrik INTP sudah mencapai lebih dari 90% dan menaikkan harga jual 1,5% di Juli dan September. Kapasitas pabrik INTP akan ditingkatkan dari 18,6 juta MT menjadi 20,6 juta MT yang akan mulai berjalan pada awal 2013.
  • Berdasarkan analisis konsensus, harga wajar INTP di Rp 18.195 per saham yang merefleksikan 16,2x P/E FY12E.

7. PT Bakrieland Development (ELTY)
  • ELTY berencana menghindari aksi korporasi yang bisa menurunkan harga sahamnya ELTY, seperti rights issue.
  • Fokus pada pengembangan aset dan menjual aset-aset yang tidak produktif untuk meningkatkan modal.
  • NAV perseroan berdasarkan laporan keuangan tahun 2010 berada di Rp 341 per saham.
  • Berkomitmen untuk membereskan proyek yang sedang berjalan.

8. PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA)
  • Daerah industri dan komersial di Karawang seluaa 1.400 hektar memberikan kontribusi Rp 130 miliar atau 55,3% kepada pendapatan perseron. Pada triwulan I-2011, lahan yang masih tersedia untuk dikembangkan tersisa 161 hektar.
  • Dari lahan tersebut, jika perseroan berhasil menjual 40 hektar saja, kami perkirakan pendapatannya akan mencapai Rp 145 miliar.
  • Secara historis, SSIA sudah berencana untuk mengembangkan jaringan hotel murah, dengan 30 hotel akan dibangun dalam tiga tahun ke depan yang mengakomodasi 4.000 kamar. Rencana ini akan dikembangkan dalam tiga tahap, tahap pertama 5 unit, kedua 10 unit dan terakhir 15 unit hotel.

9. PT PP (Persero) Tbk (PTPP)
  • Tingginya pertumbuhan ekonomi RI akan mendorong pengembangan infrastruktur di masa mendatang. Pertumbuhan konstruksi di 2011 diperkirakan 7,5% dan 8,4% di 2012.
  • Undang-undang pembebasan lahan akan mempercepat pembangunan gedung-gedung dan infrastruktur lainnya.
  • Kinerja keuangan PTPP masih solid. Pada triwulan III-2011, pendapatan naik 30,07% dari periode sebelumnya. Sektor konstruksi merupakan penyumbang terbesar ke pendapatan, yaitu sebanyak 93,43%.
  • PTPP menempati peringkat tiga besar perusahaan konstruksi dari sisi pendapatan, ditambah dengan rasio utang yang rendah menjadikannya salah satu pemain besar di sektor konstruksi dalam negeri.
  • PTPP mulai masuk berinvestasi di proyek infrastruktur tahun ini, juga berencana melepas unit usaha menjadi anak usaha di bidang properti. Ini akan mengurangi beban operasional dan mendiversifikasi risiko bisnis
  • Kami menginisiasi harga saham PTPP rekomendasi BUY dengan target harga Rp 550 per saham yang merefleksikan 7,3x P/E FY12 E.

10. PT Harum Energy Tbk (HRUM)
  • Melalui anak usaha dan perusahaan yang terafiliasinya, HRUM memiliki tiga tambang emas seluas total 47.000 hektar. HRUM adalah perusahaan tambang terbesar keenam di Indonesia.
  • Volume produksinya meningkat 38% sepanjang 2007-2010, juga menargetkan produksinya berlipat ganda di 2012 dari produksi tahun 2010.
  • HRUM memiliki jaringan tambang terintegrasi yang menyokong kegiatan operasionalnya. HRUM punya akses pribadi mulai dari jalan tambang, fasilitas pengangkutan, dan transportasi laut.
  • HRUM memiliki arus kas yang kuat dengan rasio utang rendah.
  • Kami masih mengkaji harga wajar HRUM. Tapi analisis konsensus menargetkan harga wajar HRUM di Rp 10.061 yang merefelksikan 11,5x P/E FY12E.

11. PT International Nickel Indonesia Tbk (INCO)
  • INCO adalah produsen nikel terbesar di dunia dengan total produksi 76.000 metrik ton di 2010. INCO berencana meningkatkan produksinya di 2015 menjadi 90.000 metrik ton.
  • Efisiensi akan menjadi program utama INCO untuk mengurangi ongkos produksi dalam lima tahun ke depan. Dimulai dengan mengganti bahan bakar minyak menjadi turbin air (Proyek Karebbe).
  • INCO memiliki ongkos produksi paling hemat di industri yaitu US$ 10.100 per metrik ton.
  • Secara fundamental, target harga kami untuk INCO berada di Rp 3.950 yang merefleksikan 10,6x P/E FY12E.

Selamat berinvestasi...

(ang/qom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar