Senin, 16 Januari 2012

Awal Pekan, Hindari 'Blue Chips'

INILAH.COM, Jakarta – Perdagangan saham pada awal pekan, Senin (16/1) diprediksikan menuju tren major bearish. Hindari saham-saham unggulan dan fokus ke saham lapis kedua.

Pengamat pasar modal Nico Omer dari Valburry Asia memprediksikan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tak lama lagi akan memasuki minor wave C yang sifatnya korektif. Dengan target koreksi ke 2.500 untuk tren major bearish.

Akhir pekan lalu, S&P akhirnya menurunkan peringkat surat utang negara-negara Eropa. Tak terkecuali Prancis dan Italia, yang sebenarnya cukup sukses menyerap likuiditas melalui lelang obligasi.

Sentimen negatif dari Eropa baru direspon bursa Amerika karena pengumuman S&P menjelang akhir perdagangan di NYSE. Respon negatif diperkirakan akan terakumulasi di awal pekan ini. khususnya di bursa-bursa saham Asia.

“Seiring pelemahan bursa saham Amerika Serikat (AS), IHSG kemungkinan melemah pekan ini dan cenderung bergerak di kisaran 3.800-3.950,” ujarnya kepada INILAH.COM.

Dalam kondisi ini, Nico merekomendasikan investor untuk menghindari saham-saham unggulan yang harganya cenderung sudah lebih malah. Saatnya fokus ke saham-saham lapis kedua yang momentumnya sedang baik.

Beberapa saham lapis kedua yang ia rekomendasikan antara lain Lippo Cikarang (LPCK), Panin Financial (PNLF), Asuransi Multi Artha Guna (AMAG), Clipan Finance Indonesia (CFIN) dan Tunas Baru Lampung (TBLA). “Beli saham-saham tersebut,” katanya.

Nico juga merekomendasikan beberapa saham blue chips seperti Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA), London Sumatra (LSIP), Alam Sutera Realty (ASRI), Indocement (INTP) dan Bank Rakyat Indonesia (BBRI). “Buy on weakness saham-saham ini,” pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar