Senin, 16 Januari 2012

Euro masih mampu menanjak

JAKARTA. Eropa kembali guncang. Standard and Poor\'s mencopot peringkat Prancis dan Austria dari AAA menjadi AA+. Peringkat Italia, Portugal, Spanyol, Malta, Siprus, Slowakia, Slovenia, juga turun kelas.

Jerman menjadi satu-satunya negara Eropa yang menyandang peringkat AAA dengan outlook stabil. Penurunan peringkat itu langsung menyandung euro di hadapan valuta utama lain. Akhir pekan lalu, begitu S&P merilis putusannya, pairing EUR/USD turun 1,05% menjadi 1,2680. Pasangan EUR/GBP terbenam di level 0,8278, sedangkan EUR/JPY melemah 0,92% ke posisi 97,46.

Kiswoyo A. Joe, analis Askap Futures menilai, pelemahan euro bersifat temporer. Mata uang bersama Zona Euro tersebut berpeluang mengalami rebound, tertopang sentimen positif terkait rencana kesepakatan disiplin fiskal Uni Eropa, bulan ini. "Jika tercapai, bisa menjadi sentimen positif pemulihan krisis," papar Kiswoyo.

Berhadapan dengan poundsterling, euro masih menyimpan kemungkinan untuk bangkit. Terlebih, Inggris berniat meluncurkan quantitative easing yang berisiko melemahkan mata uang GBP.

Berhasilnya penyelenggaraan lelang obligasi Italia serta Spanyol, beberapa waktu lalu, juga menunjukkan masih ada optimisme pemodal terhadap prospek Eropa.

Di sisi lain, kondisi Amerika Serikat (AS), tidak sepositif yang diperkirakan. Klaim data pengangguran Negeri Uwak Sam meningkat. "Dollar AS sudah jenuh beli dan berpeluang terkoreksi," imbuh Appresyanti Senthaury, analis valas Bank BNI.

Meski, the greenback sejatinya masih kuat menempati posisi sebagai valuta safe haven setiap kali kecemasan pasar meruyak.

EUR/JPY dalam jangka panjang, berada dalam tren turun. Namun, dalam jangka pendek, euro berpotensi menguat atas yen. Mika Martumpal, analis valas Bank Commonwealth melihat, penguatan tersebut masih ditopang oleh optimisme pasar seiring suksesnya lelang obligasi Italia dan Spanyol.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar