Senin, 16 Januari 2012

Dollar AS sang penentu

JAKARTA. Rupiah belum sanggup melawan penguatan dollar Amerika Serikat (AS). Jumat lalu, kurs rupiah melemah 0,1% dari hari sebelumnya menjadi
Rp 9.180. Padahal, optimisme di pasar global sudah meruak begitu Italia dan Spanyol sukses menggelar lelang obligasi.

Kenyataannya, investor tetap memegang dollar AS sebagai aset aman. Analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir berpendapat, fokus para pelaku pasar masih tertuju ke krisis utang yang membelit zona Eropa.

Pekan ini, lanjut dia, belum ada data ekonomi dari dalam negeri yang mampu menguatkan rupiah dari tekanan eksternal. Dollar AS masih akan perkasa hingga hari ini (15/1). Nilai tukar rupiah cenderung melemah di kisaran Rp 9.000-9.200 per dollar AS. "Yang harus diwaspadai adalah penutupan rupiah pada Rp 9.200. Ini akan membuka peluang ke kisaran 9.300 per dollar AS," ujar dia.

Analis Bank Negara Indonesia Apressyanti Senthaury memprediksi, rupiah hari ini bisa menguat terhadap dollar AS. "Di awal pekan, rupiah mungkin menguat karena data klaim pengangguran terbaru di Amerika meningkat. Data itu bisa jadi sentimen negatif bagi dollar AS," ujar dia. Prediksinya, kurs dollar AS berkisar Rp 9.050-Rp 9.200.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar