Senin, 16 Januari 2012

Krisis belum usai, MI tahan ekspansi

JAKARTA. Proyeksi bahwa kondisi Eropa belum stabil hingga akhir kuartal pertama menjadi alasan sejumlah manajer investasi berhati-hati menggelar ekspansi. Mereka menahan peluncuran produk baru, khususnya reksadana saham dan reksadana pendapatan tetap di awal 2012.

Direktur PT Danareksa Investment Management (DIM) Zulfa Hendri mengungkapkan, perkembangan pasar reksadana tahun ini akan terpengaruh oleh kondisi krisis Eropa. Sentimen negatif dari pasar global lazim menulari pasar modal domestik. Tak hanya bursa saham, pasar obligasi juga diperkirakan akan bergejolak akibat terpengaruh sentimen dari pasar global.

"Kami akan pelajari dulu di semester I ini kondisi pasar Eropa seperti apa," ujar Zulfa, pekan lalu. Dalam rencana pengelola DIM terkini, hanya ada penerbitan reksadana terproteksi di awal paruh pertama. DIM baru akan menerbitkan reksadana saham maupun reksadana pendapatan tetap baru di awal semester II mendatang atau setelah kondisi Eropa mulai membaik.

DIM memilih bersikap konservatif dalam penerbitan reksadana saham dan reksadana pendapatan tetap yang baru. "Mungkin, kami akan meluncurkan reksadana saham. Namun, pemilihan saham yang jadi aset dasarnya akan melihat kondisi ke depan terlebih dahulu," ujar dia.

Dana kelolaan naik

Tahun 2012 ini, DIM menargetkan bisa menggenggam total dana kelolaan sekitar Rp 2,5 triliun atau naik 20% ketimbang akhir 2011 lalu. "Tahun 2012, kami coba mengikuti pertumbuhan industri sekitar 20%," tutur dia.

Dari target tersebut, DIM memperkirakan, dana sekitar Rp 1 triliun akan berasal dari reksadana saham, Rp 500 miliar dari reksadana pendapatan tetap. Sisa dana diharap datang dari produk lain.

Dalam rangka mencapai dana kelolaan tersebut, DIM akan menambah kerja sama dengan satu bank lagi untuk memasarkan produk reksadana yang dikelola. Namun, Zulfa enggan menyebut nama bank tersebut karena masih dalam penjajakan.

Yang jelas, saat ini, DIM telah bekerja sama dengan 15 bank distributor. Dari 15 bank tersebut, sekitar tujuh bank di antaranya merupakan bank asing. "Selain menambah kerjasama, kami juga akan lebih mengintensifkan kerjasama dengan 15 bank yang sudah ada hingga penjualan produk kami lebih rutin," ujar dia.

Tidak berbeda dengan DIM, pengelola PT Samuel Asset Management (SAM) juga belum berencana meluncurkan produk reksadana saham ataupun reksadana pendapatan tetap yang baru di 2012. Presiden Direktur Samuel, Agus Basuki Yanuar menuturkan, pihaknya akan fokus menggarap produk yang sudah ada. "Tahun ini, kami akan membesarkan yang sudah ada dengan fokus di reksadana saham dan reksadana campuran," ujar dia.

Kendati demikian, tahun ini manajemen SAM menargetkan total dana kelolaan mereka naik menjadi Rp 1,5 triliun hingga Rp 2 triliun. Artinya, SAM mematok pertumbuhan 36,4%-81,2% dari dana kelolaan di akhir tahun lalu yang sebesar Rp 1,1 triliun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar