Selasa, 31 Januari 2012

Belum Ada Tanda-tanda Market Crash

INILAH.COM, Jakarta – Koreksi tajam IHSG kemarin dinilai bersifat temporer. Karena itu, tren bullish jangka menengah-panjang belum terpatahkan. Belum ada tanda-tanda market bakal crash.

Pengamat pasar modal Irwan Ariston Napitupulu mengatakan, untuk jangka pendek, IHSG memasuki tahapan konsolidasi setelah kenaikan.Dari sisi grafik pun, koreksi indeks bersifat temporer. Pasalnya, profit taking lebih ditunjukkan pada grafik hourly dan 4 jam. Tapi,dalam grafik weekly, IHSG masih bullish.

Karena itu, untuk jangka menengah-panjang,IHSG masih tetap dalan tren bullish. Kecuali, jika IHSG tembus support 3.580yang jadi pertanda tren bullish jangka menengah-panjang terpatahkan atau batal. “Selama indeks berada di atas 3.580, status IHSG masih tetap bullish,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta.

Pada perdagangan Senin (30/1), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup melemah 71,25 (1,79%) ke level 3.915,16 dengan intraday tertinggi 3.896,4 dan terendah 3.986,14. Begitu juga dengan indeks saham unggulan LQ45 yang turun 15,65 poin (2,23%) ke level 686,969.Berikut ini wawancara lengkapnya:

IHSG melemah tapi tutup di atas 3.900. Bagaimana Anda melihat arah market berikutnya?
Untuk jangka pendek, IHSG memasuki tahapan konsolidasi setelah kenaikan. Kondisi ini,bukan hanya terjadi pada indeks domestik, tapi juga bursa regional Asia dan global. Setelah mengalami kenaikan yang cukup, terjadilah profit taking.

Koreksi tersebut bersifat sementara?
Dilihat dari grafik hariannya, koreksi indeks saat ini bersifat temporer. Belum ada tanda-tanda IHSG bakal crash.Berita-berita dari Eropa pun masih on the track walaupun beberapa negara di zona euro, baru saja di-down grade oleh Fitch Rating termasuk Spanyol dan Italia.

Sedangkan soal alotnya negosiasi Yunani dengan para kreditor swasta, sudah terjadi lama sehingga sudah masuk dalam hitungan pasar. Tapi, bad news baru yang lain dari Yunani tetap akan jadi alasan untuk IHSG turun.

Dari sisi grafik bisa dielaborasi lebih jauh?
Dari sisi grafik pun, koreksi indeks bersifat temporer. Pasalnya, profit taking lebih ditunjukkan pada grafik hourly dan 4 jam. Karena itu, indeks membutuhkan situasi untuk cooling down terlebih dahulusecara temporer. Karena itu, untuk grafik harian masih ada ruang konsolidasi dalalm beberapa hari ke depan.Tapi,dalam grafik weekly, IHSG masih bullish.

Artinya, untuk Selasa (31/1) ini, IHSG berpotensi melemah?
Untuk Selasa (31/1) peluang penurunan dan penguatan IHSG masih 50:50. Sebab, bursa AS dan Eropa cenderung mengalami tekanan turun.

Level support dan resistance-nya?
Support indeks Senin (30/1) berada di level 3.900. Jika bursa global dan regional tidak mendukung, IHSG akan menguji support berikutnya di level 3.850 pada Selasa (31/1) ini. Tapi, pada kisaran 3.900-3.850merupakan daerah di mana buyer muncul. Saya tidak tahu pasti, apakah IHSG akan bertahan lamadalam kisaran 3.850-3.900 atau menguat lagi, jika indeks Selasa ini melemah. Tapi, resistance indeks saat ini di level 3.950.

Sementara itu, dari AS, pasar masih menuggu data penting yang akan dirilis Rabu (1/2) yakni ISM Manufacturing Index. Data ini bisa saja menjadi trigger indeks dan mengakhiri fase konsolidasinya jika data tersebut dirilis positif.

Kalau begitu, penembusan support di level berapa yang membatalkan tren bullish IHSG?
Untuk jangka menengah-panjang,IHSG masih tetap dalan tren bullish. Kecuali, jika IHSG tembus support 3.580. Jika ini yang terjadi tren bullish indeks untuk jangka menengah-panjang terpatahkan atau batal. Selama indeks berada di atas 3.580, status IHSG masih tetap bullish.

Saham-saham apa saja yang Anda rekomendasikan?
Saya rekomendasikan positif beberapa saham second lineryang masih oke. Apalagi,saham yang sudah turun 10-20% terutama jika masih ada aksi korporasi yang masih ditunggu. Saham-saham second liner dalam kategori ini cukup menarik. Tapi,bisa juga langsung trading pada saham yang secara grafik masih menunjukkan kenaikan dengan pola trading tetap di-hold. Tapi, yang menunjukkan penurunan, tunggu saja dulu hingga konsolidasinya usai.

Saham-saham second liner pilihanadalah PT Bhuwanatala Indah Permai (BIPP) dan Triwira Insanlestari (TRIL). Tapi,laju kedua saham tersebut tidak diketahui karena faktor apa sehingga rawan profit taking dan spekulatif. Ada kemungkinan Selasa ini, kedua saham itu masih mengalami kenaikan tapi hati-hati saja. Orang yang senang spekulatif, main cepat saja di saham ini karena rawan profit taking.

Tapi, untuk saham second liner yang memiliki aksi korporasi ke depannya, cenderung aman dikoleksi seperti PT Indofarma (INAF) yang akan diakuisisi oleh PT Kimia Farma (KAEF). Harga minimum akuisisinya di level Rp250 atau bahkan lebih sehingga upside potential-nya cukup signifikan dari level saat ini Rp195 per saham. Begitu jugadengan saham PT Laguna Cipta Griya (LCGP)yang sudah masuk pada industri migas.

Saham-saham bluechip bagaiamana?
Untuk saham bluechip,tinggal dilihat saham yang cooling down-nya sudah cukup jauh antara 5-10%. Saham-saham bluechip dalam kategori ini boleh dikoleksi (buy back). Saham-saham bluechip baru sehari mengalami koreksi sehingga butuh 1-2 hari lagi menunggu untuk masuk.

Saham-saham bluechip pilihan adalah PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), PT Bank Mandiri (BMRI), PT Bank Negara Indoensia (BBNI), PT Jasa Marga (JSMR), PT Indofood Sukses Makmur (INDF) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP).

Untuk beli saham bluechips bisa pada Selasa (31/1) ini atau Rabu (1/2). Jika hari ini turun dan bursa Eropa dibuka merah, tunggu hingga Rabu pagi untuk melakukan pembelian. Untuk trader tetap mengunakan pola trading jangka pendek dengan memanfaatkan volatilitas yang terjadi saat ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar