Selasa, 31 Januari 2012

Sesi II, Bisa Buy on Weakness Bluechip

INILAH.COM, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan bergerak pada kisaran 3.895-3.935 pada sesi II perdagangan Selasa (31/1), dengan potensi melemah terbuka lebar seiring aksi ambil untung (profit taking).

Sesi I ini, IHSG naik tipis 0,473 poin (0,01%) menjadi 3.915,633 dan Indeks LQ45 naik 0,03% ke 687,21. Sektor aneka industri memimpin penguatan dengan naik 1,01%, diikuti sektor industri dasar naik 0,82% dan sektor manufaktur naik 0,39%.

Sebanyak 103 saham naik, 117 saham stagnan, dan 98 saham turun. Nilai transaksi sepanjang sesi I tercatat sebesar Rp1,89 triliun, dengan volume 1.914.804.000. Investor asing masih melakukan aksi jual dengan net foreign sell Rp201,35 miliar, dengan foreign buy Rp651,839 miliar dan foreign sell Rp853,191 miliar.

"IHSG hari ini kalau naik, naik tipis. Kalau turun juga tidak banyak. Tapi potensinya lebih ke arah minus," tutur pengamat pasar modal Irwan Ariston Napitulu kepada INILAH.COM di Jakarta, hari ini. IHSG diperkirakan akan berada pada kisaran 3.895-3.935 hingga akhir perdagangan hari kedua pekan ini.

Menurutnya, kondisi bursa saham global dan Asia menyumbang sentimen positif bagi pergerakan indeks hari ini. Namun, sentimen negatif berupa aksi ambil untung pada semua lapis saham bakal menggerogoti laju IHSG.

"Indeks langsung naik karena Dow Jones rebound dari minus banyak sebelumnya, ke minus yang lebih tipis. Indeks Hang Seng dibuka langsung naik, KOSPI positif, London positif, indeks langsung reli pagi tadi. Tapi kemudian ada profit taking," paparnya.

Sentimen negatif tersebut berupa adanya sikap pelaku pasar yang lebih memilih untuk melepas saham dan menguangkan keuntungan sebelumnya, sehubungan dengan batas waktu pembukaan rekening nasabah yang berakhir hari ini.

"Karena ada aturan yang baru soal pemisahan rekening investor. Jadi pelaku pasar yang mungkin belum membuat rekening nasabah menjual sahamnya, karena khawatir bulan depan tidak dapat melakukan trading," tuturnya.

Lalu saham apa yang direkomendasikan untuk sesi II perdagangan nanti, di sela aksi ambil untung yang marak. Ia menyatakan, saham-saham unggulan alias bluechip bisa dipertimbangkan dengan syarat melihat posisi harga dengan turun 5%-10% dari harga tertinggi perdagangan sebelumnya.

"Kalau mau beli bisa masuk ke saham-saham bluechip tapi kalau harganya turun 5-10 persen dari harga puncaknya. Karena kalau market bullish, bisa ikut naik. Buy on weakness, termasuk untuk saham perbankan yang bluechip," ungkapnya.

Saham-saham yang masuk dalam kategori top gainers antara lain, saham SMGR naik Rp300 ke 11.150, saham JSMR naik Rp150 ke Rp4.375, saham UNTR naik Rp250 ke Rp28.100, saham ASII naik Rp1.000 ke Rp78.100, saham GGRM naik Rp750 ke Rp56.250, saham HEXA naik Rp100 ke Rp5.750, saham PTBA naik Rp150 ke Rp20.150, saham HRUM naik Rp50 ke Rp7.500, saham INTP naik Rp50 ke Rp16.900, dan saham BTPN naik Rp75 ke Rp3.400.

Saham-saham yang masuk dalam kategori top losers diantaranya, saham MEDC turun Rp50 ke Rp2.300, saham UNVR turun Rp400 ke Rp19.200, saham MYOR turun Rp150 ke Rp13.950, saham IMAS turun Rp150 ke Rp14.800, saham BBRI turun Rp100 ke Rp6.800, saham AALI turun Rp400 ke Rp20.700, saham BYAN turun Rp100 ke Rp17.850, saham ITMG turun Rp250 ke Rp36.550, saham BBNI turun Rp25 ke Rp3.600, saham HMSP turun Rp400 ke Rp42.000, dan saham BUMI turun Rp25 ke Rp2.500.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar