Kamis, 23 Februari 2012

Harga Minyak Masih Hantui Gerak Rupiah

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Kamis (23/2) diprediksi sideways. Meroketnya harga minyak masih menjadi kecemasan pasar.

Analis senior Monex Investindo Futures Daru Wibisono mengatakan, potensi sideways (mendatar)-nya pergerakan rupiah hari ini salah satunya masih dipicu oleh soal meroketnya harga minyak mentah dunia. Menurutnya, harga minyak masih menjadi kecemasan pasar sehingga berpengaruh pada sentimen market.

Menurut Daru, meroketnya harga minyak membuat pelaku pasar menarik diri dari market atau paling tidak tidak agresif. Tapi kebanyakan, berpeluang mengurangi posisi. "Fluktuasi rupiah hari ini akan bergerak dalam kisaran 9.000 hingga 9.070/9.100 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM.

Selebihnya, lanjut Daru, secara fundamental fokus pasar juga akan mengarah ke Jerman dan Inggris. Hari ini, dari Jerman akan dirilis import price yang diekspektasikan masih tetap di level 0,3%. "Selain itu, Jerman juga akan merilis Ifo consumer sentiment yang angka sebelumnya di level 100," ucap dia.

Sementara itu, dari Inggris akan dirilis CBI trend order. Karena itu, rupiah akan sideways mengikuti pergerakan pasar dunia. "Tapi, jika data-data tersebut dirilis positif, akan memberikan dorongan juga ke pasar sehingga menimbulkan risk appetite (hasrat pasar pada aset-aset berisiko) termasuk termasuk rupiah," timpalnya.

Sebaliknya, jika data-data tersebut kurang menggairahkan, tidak akan berpengaruh apapun pada rupiah. Tapi, dia menegaskan, fatkor eksternal masih kuat berpengaruh pada rupiah. "Apalagi, pada saat yang sama, karena belum memasuki pekan terakhir bulan ini, permintaan rupiah juga tidak terlalu tinggi," imbuhnya.

Asal tahu saja, kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Rabu (22/2) ditutup melemah tipis 5 poin (0,05%) ke level 9.055/9.065 per dolar AS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar