Kamis, 23 Februari 2012

IHSG Loyo, Saham Tambang Dijagokan

INILAH.COM, Jakarta – Laju IHSG Kamis (23/2) diprediksi melemah. Salah satunya karena faktor opsi kenaikan harga BBM. Tapi, saham-saham di sektor tambang dijagokan. Apa saja?

Pada perdagangan Rabu (22/2), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup melemah 7,93 poin (0,20%) ke level 3.995,024 dengan intraday tertinggi 4.002,682 dan terendah 3.979,095. Begitu juga dengan indeks saham unggulan LQ45 yang turun 2,44 poin (0,35%) ke level 693,982.

Pengamat pasar modal Gina Novrina Nasution mengatakan, IHSG kemarin bergerak anomali di tengah penguatan bursa regional. Menurutnya, indeks domestik mendapat sentimen negatif dari dalam negeri yaitu rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Rencana tersebut, lanjut Gina, menjadi salah satu acuan mengapapa IHSG melemah di tengah penguatan bursa global. “Walaupun, pelemahan ini masih terbatas. Karena asing masih melakukan netbuy sebesar Rp97 miliar,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Rabu (23/2).

Gina menegaskan, sektor pertambangan menahan IHSG dari pelemahan lebih jauh. Karena itu, pelemahan indeks menjadi terbatas. “Untuk Kamis ini, IHSG diperkirakan melanjutkan pelemahan dalam kisaran support 3.965 dan resistance 4.021,” ujarnya.

Sementara itu, dari sisi sentimen regional, berpeluang negatif seiring profit taking. Pada saat yang sama, laporan penjualan rumah AS juga akan member sentimen ke market hari ini. “Begitu juga dengan kabar Apple yang bermasalah di China juga mewarnai sentiment pada market AS,” papar Gina.

Menurutnya, dengan iPad yang mulai disita di Chinaakibat masalahhak patendan Appel ditutuntut Rp17,4 triliun harus dicermati apakah menjadi sentiment negatif untuk saham Apple atau tidak.

Di atas semua itu, Gina menjagokan saham-saham di sektor pertambangan. Saham-saham pilihannya antara lain, PT Harum Energy (HRUM). “Memang saham ini terkoreksi, tapi kalau kita lihat saham ini masih berpotensi mendekati level psikologis di Rp9.500 dalam waktu dekat, pada kuartal pertama ini. Untuk Kamis ini, support kuat HRUM di level Rp8.600 dan resistance di Rp9.000,” paparnya.

PT Timah (TINS) yang menurut Gina, saat ini berpotensi menyentuh level trendline-nya di Rp2.100 dengan support di level Rp1.950. “Kamis ini berpotensi naik jika dilihat dalam tren jangka menengah. Indikator stochastic-nya, masih mengindikasikan penguatan untuk perdagangan Kamis ini,” timpalnya.

PT Adaro Energy (ADRO). Dilihat dari stochastic-nya, ADRO akan memasuki area jenuh beli namun masih mengindikasikan pergerakan yang positif. “Kamis ini akan mengalami penguatan terbatas dengan level resistance Rp2.050 dan support Rp1.940,” tuturnya.

PT Perusahaan Gas Negara (PGAS) yang trend-nya dalam bullish walaupun stochastic-nya dalam area jenuh beli. “Karena itu, kita menunggu support-nya di level Rp3.650. Level ini merupakan entry point untuk PGAS dalam jangka pendek dengan target untuk pekan depan berpotensi menguat ke arah Rp3.775. Tapi, kalau mau menunggu bisa di support kuat Rp3.500,” ucapnya.

PT Bukit Asam (PTBA). Secara stochastic, saham ini berpotensi terjadi golden cross sehingga berpotensi mengalami penguatan dan didukung oleh volume transaksi yang mengalami peningkatan. Begitu juga dengan indikator The Relative Strength Index (RSI) yang mendukung pergerakan positif untuk PTBA. “Resistance PTBA di Rp21.300 dan support Rp20.550,” ucap dia.

Terakhir, di luar sektor energy, PT Jasa Marga (JSMR) yang kemungkinan akan terkoreksi terlebih dahulu. Buy on weakness cocok jadi strategi di saham ini. Tren teknikalnya masih bullish tapi harus menunggu support kuatnya di level Rp4.625. “Secara umum, saham-saham tersebut layak dikoleksi dengan pola buy on weakness karena ada upside potential ke depannya,” imbuhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar