Kamis, 28 April 2011

Laba BCA Naik Tipis 4% Raup Rp 2 Triliun

Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mencatat laba bersih Rp 2,016 triliun, naik 4,4% dari periode sebelumnya Rp 1,931 triliun.

Demikian disampaikan Presiden Direktur BCA D.E. Setijoso dalam paparan publik di Grand Indonesia, Jumat (28/4/2011).

Pencapaian laba didorong oleh pendapatan bunga bersih yang naik 40,9% menjadi Rp 3,847 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 2,731 triliun. Pertumbuhan aktiva juga mencapai 14,9% menjadi Rp 326,5 triliun di triwulan I-2011, dari sebelumnya Rp 284,2 triliun.

Portofolio kredit juga meningkat 24,4% menjadi Rp 150,3 triliun. Rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (LDR) mencapai 54,4% atau lebih rendah dari ketentuan Bank Indonesia.

"Kredit konsumer tumbuh 36,2% menjadi Rp 38,7 triliun didorong oleh pertumbuhan KPR dan kredir kendaraan bermotor roda empat, yang merupakan hasil positif dari pertumbuhan segmen kelas menegah dan rendahnya tingkat suku bunga kredit," jelasnya.

Sedangkan segmen UKM dan komersial mencapai Rp 59,5 triliun, tumbuh 27% dibanding sebelumnya. Sementara kredit korporasi naik 14,1% (YoY) menjadi Rp 52,1 triliun pada Maret 2011.

Dana Pihak Ketiga (DPK) perseroan hingga akhir Maret 2011 mencapai Rp 275,8 triliun, tumbuh dari periode sebelumnya. Dengan pembagian masing-masing Giro Rp 65,7 triliun, tabungan Rp 145,6 triliun. Sedangkan deposito turun 2,7% menjadi Rp 64,5 triliun.

Pada penutupan perdagangan hari ini, harga saham emiten berkode BBCA itu naik 100 poin (1,33%) ke level Rp 7.600 per lembar. Sahamnya ditransaksikan 353 kali dengan volume 10.377 lot senilai 39,053 miliar.
Pada kesempatan yang sama, BCA targetkan perhitungan rasio pendanaan terhadap kredit (LDR/Loan To Deposit Ratio) mencapai 60% dalam waktu dekat, dari posisi per triwulan I-2011, Rp 54,4%.

"Kami akan tingkatkan rasio LDR menjadi 60%, secepatnya," jelasnya.

Namun, Setijoso tidak merinci lebih jauh kapan target 60% rasio LDR tersebut terpenuhi. Pasalnya, meski pertumbuhan kredit meningkat, namun ini diimbangi oleh kenaikan Dana Pihak Ketiga (DPK) hingga 13,8% (YoY) di triwulan I-2011.

"Tidak bisa (dipastikan) tahun ini terpenuhi (60%). Kami terus upayakan. Tabungan sebenarnya sudah tumbuh 20%, jadi bukan berarti malas menyalurkan kredit. Dalam perhitungan LDR ada dua komponen, dana dan pinjaman. Dan obligasi sendiri kan tidak dimasukkan dalam komponen LDR," tambahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar