Kamis, 29 September 2011

Harga Komoditas Anjlok, Seret Wall Street

Gb
New York - Rontoknya saham-saham berbasis komoditas menyeret Wall Street ke teritori negatif. Luruhnya saham-saham tersebut semakin menambah kekhawatiran investor yang selama ini sudah dibayangi pelemahan ekonomi global dan krisis utang Eropa.

Harga energi dan logam turun tajam dengan penurunan terbesar dicetak oleh harga tembaga. Hal itu langsung membuat saham komoditas rontok, dengan indeks material S&P turun hingga 4,5%. Sementara saham Freeport-McMoRan Copperd & Gold Inc merosot hingga 7,3% menjadi US$ 32,20

Sementara perhatian investor juga tertuju pada Eropa, dimana para inspektor dari Uni Eropa dan IMF sedang menuju Yunani untuk meneliti rencana penyelamatan krisis. Sementara Kanselir Jerman Angela Merkel sedang bekerja memenangkan voting guna menambah dana talangan di Eropa.

"Jelas sekali banyak risiko headline dan banyak tangan lemah yang memegang saham-saham setelah reli besar dalam 3 hari sebelumnya," ujar Robert Francello, head equity trading Apex Capital seperti dikutip dari Reuters, Kamis (29/9/2011).

Pada perdagangan Rabu (28/9/2011), indeks Dow Jones industrial average ditutup melemah 179,79 poin (1,16%) ke level 11.010,90. Indeks Standard & Poor's 500 juga melemah 24,32 poin (2,07%) ke level 1.151,06 dan Nasdaq melemah 55,25 poin (2,17%) ke level 2.491,58.

Selain Freeport, saham komoditas lain yang merosot adalah Cliffs Natural Resources yang ambles hingga 8,4% menjadi US$ 55,66. Sementara harga emas tercatat merosot hingga 2%.

"Ini adalah kekhawatiran pelemahan global. Ini murni pelarian dana ke aset yang aman yakni dolar dan itulah yang membunuh komoditas," ujar Wayne Kaufman, kepala analis pasar John Thomas Financial.

Saham Amazon.com Inc menguat hingga 2,5% menjadi US$ 229,71 setelah meluncurkan komputer tablet seharga US$ 199. Sementara Apple Inc yang memiliki ikon tablet komputer iPad turun 0,6% menjadi US$ 397,01.

Perdagangan berjalan tidak terlalu besar dengan transaksi di New York Stock Exchange hanya sebesar 7,96 miliar lembar saham, di bawah rata-rata tahun ini.

Harga Minyak Merosot
Harga komoditas yang juga merosot tajam selain emas dan tembaga adalah minyak mentah. Selain faktor penguatan dolar AS, harga minyak juga merosot setelah keluarnya data yang menunjukkan cadangan energi AS meningkat melebihi ekspektasi.

Kontrak utama New York untuk minyak West Texas Intermediate pengiriman Novemver merosot US$ 3,24 menjadi US$ 81,21 per barel. Minyak Brent pengiriman November juga turun US$ 3,33 menjadi US$ 103,81 per barel.

(qom/qom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar