Kamis, 29 September 2011

Skenario Terburuk Yunani Bagi Rupiah

Medium
INILAH.COM, Jakarta – Pasar harap-harap cemas, apakah Yunani akan mendapat bailout dan apakah Parlemen Jerman akan meratifikasi EFSF nanti malam. Apa skenario terburuknya bagi rupiah?

Inspektur yang merupakan delegasi dari Uni Eropa dan International Monetary Fund (IMF) atau biasa disebut Troika, dijadwalkan kembali mengunjungi Yunani Kamis (29/9) ini. Inspeksi itu bakal memutuskan apakah Athena telah memenuhi persyaratan yang dibutuhkan untuk menerima bailout tahap berikutnya.

Di sisi lain, Finlandia telah bergabung dengan 9 negara Uni Eropa lainnya untuk mendukung penambahan kapasitas The European Financial Stability Facility (EFSF) sebesar 440 miliar euro. Dengan 10 dari 17 negara yang telah meratifikasi perubahan dana talangan, artinya Uni Eropa telah memperluas kekuatan pendanaan mereka dan mencegah penyebaran krisis.

Pengamat pasar modal Teguh Hidayat mengatakan, dalam kaitannya dengan krisis utang Yunani dan Eropa secara keseluruhan, rupiah bisa mempengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ), tapi bisa juga sebaliknya. Dalam situasi saat ini, lanjutnya, IHSG bisa saja mempengaruhi rupiah.

Artinya, Teguh menegaskan, saat IHSG turun, banyak pemodal asing keluar dari rupiah dan beralih ke mata uang denominasi dolar AS. Karena di bursa RI menggunakan rupiah, otomatis asing menjual rupiah dan dikembalikan ke asalnya yakni dolar AS. “Saat itulah rupiah akan melemah. IHSG turun, setelah itu baru rupiah,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Kamis (28/9).

Sebelumnya, menurut Teguh, rupiah sempat bertenger di level 9.000-10.000. Dengan alasan untuk menekan inflasi, BI membiarkan penguatan rupiah ke level 8.400-an. Saat ini, rupiah melemah dari 8.400 ke level 8.900-an. “Jika diperhatikan history-nya, rupiah saat ini tidak melemah tajam,” ungkap dia.

Tapi, lanjutnya, yang jadi kekhwawatiran pasar adalah saat IHSG rontok sehingga rupiah juga melemah tajam. Padahal, rupiah saat ini masih relatif kuat terhadap dolar AS. Jadi, investor seharusnya jangan terlalu panik pada pelemahan rupiah. “Sumber masalahnya terletak pada IHSG bukan rupiah,” papar Teguh.

Ia menegaskan, selama tidak melemah ke level 10.000, nilai tukar rupiah masih baik-baik saja. Skenario terburuknya, jika memang penyebab pelemahan rupiah dipicu keluarnya dana asing dari IHSG, capital out flow itu relatif sedikit. “Sebab, dana asing di pasar modal jauh lebih kecil dibandingkan yang masuk ke sektor riil,” tandas dia.

Menurutnya, pasar modal hanya salah satu instrument investasi. Sebanyak apapun dana asing yang keluar dari IHSG, selama tidak diikuti keluarnya dana asing di sektor riil, rupiah tidak akan melemah tajam. “Selama dana investasi bikin pabrik masih terus mengalir ke dalam negeri, pelemahan rupiah paling tajam hanya 9.500,” ucapnya.

Apalagi, data-data statistik fundamental ekonomi Indonesia masih bagus. Produk Domestik Bruto (PDB) di level 6,5% jauh lebih tinggi dari pertumbuhan AS dan Eropa. “Kita sedang bagus-bagusnya. Apakah mereka hanya keluar dari IHSG lalu beralih ke sektor riil, kita tidak tahu,” tutur Teguh.

Yang jelas, kata dia, kalau investor asing hanya keluar dari IHSG, pelemahan rupiah terbatas ke level 9.500. “Itupun jika Eropa resesi ditandai dengan banyaknya bank atau lembaga keuangan seperti Lehman Brothers yang bangkrut akibat macetnya bailout Yunani,” papar Teguh.

Dari pasar uang, periset dan analis senior Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, meski sentimen krisis utang Eropa memburuk, selama Yunani tidak default (gagal bayar) , skenarionya bagi rupiah adalah 9.300 per dolar AS. “Level ini sudah cukup murah bagi rupiah terhadap dolar AS,” ucapnya.

Sebaliknya, imbuh Firman, kalau Yunani default, rupiah akan melemah ke level 9.500-10.000 per dolar AS. Informasinya default tidaknya Yunani, bakal didapat pada awal Oktober 2011. “Tapi, kemungkinan default agak kecil. Sebab, Uni Eropa tidak akan sanggup menanggung akibatnya. Meskipun, sejauh ini, Eurozone tampak enggan untuk membantu Yunani,” jelas Firman.

Dia atas semua itu, Firman optimistis, besar kemungkinan, Yunani mendapatkan dana bailout berikutnya. Apalagi, program partisipasi sektor swasta untuk me-rollover utang Yunani, rumornya mencapai 85% atau mendekati angka yang ditargetkan Athena.

Di sisi lain, imbuh dia, kanselir Jerman Angela Merkel sudah mensiyalkan bailout untuk Yunani bakal dicairkan. “Ada juga proposal yang beredar, meskipun dengan jumlah dana EFSF yang terbatas 440 miliar euro, EU akan mencari cara lain sehingga EFSF lebih efektif,” imbuhnya. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar