Kamis, 29 September 2011

Pagi Ini, Bursa Asia Tertekan Saham Energi

Headline
INILAH.COM, Sydney - Saham Jepang dan Australia melemah pada Kamis (29/9) pagi, terseret penurunan perusahaan energi dan kekhawatiran terus-menerus tentang krisis utang Eropa.

Di Jepang, indeks Nikkei Stock Average turun 1%, sedangkan di Australia, indeks S & P / ASX 200 jatuh 1,5%. Indeks Kospi Korsel sedikit lebih baik, dengan koreksi hanya 0,4%.

Perdagangan di Bursa Saham Hong Kong telah dibatalkan, karena peringatan topan. Jika peringatan tersebut masih tetap efektif hingga siang waktu Hong Kong, maka perdagangan akan dibatalkan untuk hari ini.

Saham AS semalam menyudahi kenaikan dalam tiga sesi, dengan sentimen bertahan pada perkembangan di Eropa, di mana para pemimpin tampaknya memiliki perbedaan pendapat tentang cara terbaik untuk menyelesaikan krisis utang kawasan.

Investor sektor bank gelisah karena implikasi dari krisis utang untuk sistem keuangan global dan mendorong saham sektor turun di Asia pada Kamis. Mitsubishi UFJ Financial Group Inc turun 1,4% di Tokyo, sementara National Australia Bank Ltd turun 2,2% saham di Sydney.

Perusahaan energi juga merupakan pemain terburuk di Asia, dengan Inpex Corp turun 1,2%, JX Holdings Inc turun 1,8% dan Woodside Petroleum Ltd turun 2%.

Koreksi ini mengikuti penurunan 4% untuk kontrak berjangka minyak di New York, ketika komoditas terpukul oleh kenaikan persediaan minyak yang mengejutkan dan beberapa aksi profit taking.

Analis Morgan Stanley mengatakan bahwa risiko untuk komoditi semakin menurun, karena proyek baru dan kembalinya produksi yang bisa menambah pasokan hingga akhir tahun.

Saham sumber daya juga di bawah tekanan, dengan futures tembaga, emas dan perak melemah di perdagangan elektronik, dan Rio Tinto Ltd turun 2% dan BHP Billiton turun 2,2%.

Saham peritel turun di Jepang, dengan Co Fast Retailing turun 1,2% dan Seven & I Holdings Co turun 2,9%, setelah penjualan ritel Jepang turun pada Agustus untuk pertama kalinya dalam tiga bulan. [ast]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar