Rabu, 26 Oktober 2011

Kinerja kuartal tiga emiten positif

JAKARTA. Emiten-emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai mengumumkan laporan keuangannya di kuartal tiga 2011. Analis menilai kinerja emiten di sembilan bulan pertama positif, bahkan melebihi harapan pasar.

Beberapa emiten memang membukukan kenaikan kinerja signifikan. Salah satunya PT AKR Corporindo Tbk (AKRA). Emiten ini mampu membukukan laba bersih sebesar Rp 456 miliar, naik sekitar 102% dibanding laba di kuartal tiga 2010.

Salah satu pendorong kenaikan laba AKRA adalah laba luar biasa (extraordinary profit) dari penjualan saham PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk (SOBI) sebesar Rp 1,68 miliar.

Selain itu, AKRA juga membukukan rekor baru pendapatan penjualan BBM. "Pendapatan distribusi BBM meningkat 124% menjadi Rp 11,50 miliar," kata Haryanto Adikoesoemo, Presiden Direktur AKRA, melalui siaran pers, Selasa (25/10).

Kenaikan ini didorong naiknya permintaan dari sektor pertambangan batubara dan mineral lain di wilayah Indonesia timur. AKRA juga mencatat volume penjualan tumbuh sekitar 67%.

Sementara PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) berhasil membukukan kenaikan pendapatan 45,2% menjadi Rp 689 miliar (lihat tabel). Selain itu, EBITDA perusahaan ini naik 49% menjadi Rp 541,23 miliar.

Dorong IHSG
Analis menilai positifnya kinerja emiten akan memberi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) energi untuk terus menguat. "Kalau dilihat kinerja keuangan emiten yang sudah keluar, kami optimistis hingga akhir tahun IHSG akan bagus," kata Edwin Sebayang, Kepala Riset MNC Securities, Selasa (25/10).

Edwin bahkan menilai kinerja beberapa emiten yang sudah mengumumkan laporan keuangan sejauh ini melebihi ekspektasi pasar. "Seperti BBCA dan AKRA, mereka kan membukukan kenaikan kinerja yang cukup signifikan," jelas dia.

Hal ini memunculkan keyakinan kinerja emiten akan tetap positif hingga akhir tahun, meskipun dunia tengah menghadapi krisis global. Karena itu, Edwin melihat kinerja emiten akan jadi penopang utama laju IHSG.

Toh, para analis mengakui kondisi global tetap akan berpengaruh. Karena itu, bila kondisi bursa dunia di akhir tahun positif, IHSG berpotensi melaju lebih kencang.

Analis menilai laporan keuangan emiten lain yang belum diumumkan juga akan positif dan menjadi penunjang penguatan IHSG. "Sektor pertambangan yang paling menunjang," kata Nico Omer Jonckheere, Wakil Presiden Riset dan Analisis Valbury Asia Securities.

Nico meramal di akhir tahun IHSG bisa mencapai level 4.000. Sementara Edwin menganalisa, bila kondisi global tidak memburuk, di akhir tahun posisi IHSG akan berada di sekitar 4.200.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar