Rabu, 26 Oktober 2011

Sesi Dua: Pilih Saham Berkinerja Kinclong

INILAH.COM, Jakarta – Laju IHSG berpeluang menguat hingga penutupan seiring kinclongnya kinerja keuangan emiten kuartal III-2011 dan kenaikan harga minyak. Inilah saham-saham pilihannya.

Pada sesi pertama perdagangan Rabu (26/10), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 4,84 poin (0,13%) ke level 3.715,319. Begitu juga indeks saham unggulan LQ45 yang naik 1,66 poin (0,25%) ke angka 662,326.

Laju indeks siang ini cukup ramai, didukung oleh volume transaksi yang tercatat mencapai 1,669 miliar lembar saham di pasar reguler dan total mencapai 2,447 miliar. Sementara itu, nilai transaksi mencapai Rp1,339 triliun di pasar reguler dan total Rp2,615 triliun dan frekuensi 56.162 kali. Sebanyak 80 saham menguat, sedangkan 104 saham melemah dan 82 saham stagnan.

Penguatan indeks, juga diwarnai aksi beli asing yang mencatatkan transaksi nilai beli bersih (net foreign buy) sebesar Rp118,6 miliar. Rinciannya, transaksi beli mencapai Rp511,5 miliar sedangkan transaksi jual sebesar Rp392,8 miliar.

Mayoritas sektor saham mendukung penguatan indeks. Saham sektor perdagangan memimpin kenaikan 0,96%, disusul infrastruktur 0,65%, pertambangan 0,46%, perkebunan 0,37%, industri dasar naik 0,16% dan manufaktur stagnan. Tapi, empat sektor melemah sehingga tidak mendukung kenakan indeks seperti properti yang turun 0,41%, keuangan 0,38%, aneka industri 0,10%, dan konsumsi turun 0,03%.

Pengamat pasar modal Willy Sanjaya memperkirakan, indeks saham domestik akan variatif cenderung menguat terbatas hingga penutupan sore nanti. “Indeks memiliki support 3.668 dan resistance 3.738,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Rabu (26/10).

Menurutnya, peluang penguatan indeks hanya 3-5 poin. Salah satunya dipicu oleh kinclongnya kinerja keuangan dari setiap emiten. “Inilah yang membuat market stabil dan berpeluang ditutup positif,” ujarnya.

Di sisi lain, lanjutnya, indeks juga mendapat dukungan dari kenaikan harga minyak mentah dunia ke level US$93 per barel. “Karena itu, laju saham-saham di sektor batu bara cukup tangguh dan jadi trigger di market sehingga menahan indeks dari koreksi,” ujarnya.

Pada saat yang sama, dikabarkan, persedian minyak AS berkurang sehingga bisa membuat harga minyak kembali berlari ke US$100 per barel dalam waktu dekat.

Hanya saja, terbatasnya penguatan indeks hari ini, dipicu oleh Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Uni Eropa yang batal dilanjutkan pada Rabu (26/10) ini setelah terlaksana pada Minggu (23/10). “Kondisi itu, memicu ketidakpastian di market,” ujarnya.

Dalam situasi ini, Willi merekomendasikan positif saham-saham yang secara fundamental merilis kinerja keuangan yang kinclong. Menurutnya, transaksi saat ini jangan didasarkan pada berita yang datang dari Uni Eropa lagi. “Sebab, kinerja keuangan kuartal ketiga sudah selesai dan saat ini memasuki kuartal IV-2011,” ungkapnya.

Menurutnya, pada kuartal III-2011, banyak emiten yang membukukan kinerja keuangan yang luar biasa. “Bahkan, ada emiten yang sudah mencapai target laba untuk full year 2011 pada kuartal III ini,” ungkap Willy.

Saham-saham pilihannya adalah PT AKR Corporindo (AKRA) yang kinerja keuangannya naik hingga di atas 700% senilai Rp2,1 triliun. Begitu juga dengan PT Alam Sutera Realty (ASRI) yang target penjualan 1 tahun sudah dicapai pada kuartal III-2011. PT Asia Pacific Fibers (POLY), PT Bukit Sentul City (BKSL), dan PT Polychem Indonesia (ADMG) yang kinerja labanya berpeluang kinclong.

Lalu, PT Bank Central Asia (BBCA), PT Bank Danamon (BDMN), PT Bank Mandiri (BMRI) dan PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI). “Rata-rata saham di sektor perbankan bisa mencatatkan kinerja yang kinclong 25-30%-an pada kuartal III-2011,” ujarnya.

Lalu, seiring kenaikan harga minyak, PT Bumi Resources (BUMI), PT Adaro Energy (ADRO) dan PT Borneo Lumbung Energi (BORN) yang juga berpeluang mencatatkan kinerja yang kinclong sebagaimana kuartal II. “Saya rekomendasikan buy berdasarkan kinerja fundamental, saham-saham tersebut,” imbuhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar