Rabu, 26 Oktober 2011

Mata uang Asia keok karena cemas Eropa tak hasilkan kesepakatan

Mata uang Asia keok karena cemas Eropa tak hasilkan kesepakatan
TAIPEI. Mata uang Asia keok karena investor menghindari aset negara berkembang yang berimbal hasil lebih tinggi. Sentimen negatif muncul karena kekhawatiran para pemimpin Eropa tidak akan mampu menghasilkan kesepakatan untuk mengatasi krisis utang pada KTT, hari ini.

Pelemahan terbesar terjadi pada rupiah. Mata uang Indonesia itu tergelincir 0,3% ke level Rp 8.875 per dollar AS pada pukul 10.21 di Jakarta. Sementara, won Korea Selatan dan peso Filipina masing-masing melemah 0,2% ke posisi 1.131,65 dan 43,22. Dollar Taiwan juga turun 0,1% menjadi NT$ 30,155 per dollar AS.

Seorang sumber yang tidak bersedia diidentifikasi menyebut, sementara kepala negara Eropa dijadwalkan bertemu hari ini di Brussels, pertemuan menteri keuangan Uni Eropa telah dibatalkan. Pasalnya, mereka tidak dapat memutuskan terkait rekapitalisasi perbankan, sebelum unsur-unsur lain dari paket penyelamatan disepakati.

Selain sentimen global, faktor dari domestik juga menekan mata uang regional. PM China Wen Jiabao kemarin, mengatakan pemerintah dapat menyesuaikan kebijakan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi. Ini menjadi indikasi laju apresiasi yuan mungkin melambat. Adapun, rupiah tergelincir karena spekulasi importir meningkatkan pembelian dollar AS untuk membayar tagihan di akhir bulan.

"Kekhawatiran hasil KTT Eropa mungkin tidak memenuhi harapan muncul menjelang pertemuan. Investor akan menahan diri dari mengambil posisi yang kuat," kata Byeon Ji Young, analis mata uang dari Woori Futures Co. di Seoul.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar