Senin, 24 Oktober 2011

Saatnya Jual Saham-saham Sektor Otomotif!

INILAH.COM, Jakarta – Saat ini, pasar dinilai belum mendiskon banjir Thailand pada saham-saham di sektor otomotif. Karena itu, harga wajarnya jauh berada di bawah harga saat ini. Saatnya jual!

Pada perdagangan Jumat (21/10) saham PT Astra Internasional (ASII) ditutup turun Rp1.700 per saham (2,50%) ke level Rp66.100; PT Indomobil Sukses Internasional (IMAS) stagnan di level Rp11.750 dan PT Tunas Ridean (TURI) stagnan di level Rp600.

Kepala Riset HD Capital Yuganur Wijanarko mengatakan, saham-saham sektor otomotif lebih terpengaruh oleh banjir di Thailand dibandingkan oleh perlambatan ekonomi AS dan Eropa. Sebab, produk mobil dalam negeri lebih dijual di pasar domestik.

Karena itu, menurutnya, target penjualan mobil Astra 2011 sebesar 870.000 unit, tidak akan tercapai. Karena itu, seharusnya asumsi dan target harga pun berubah. “Dengan perubahan asumsi proyeksi penjualan mobil dan laba, harga saham ASII seharusnya berada di bawah Rp60.000,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, akhir pekan lalu.

Pasalnya, lanjut Yuga, harga wajar fundamentalnya berada di level Rp55.000 dengan support terdekat ASII di level Rp61.000 saat ini. “Penurunan penjualan ASII, bukan faktor berkurangnya demand, melainkan terganggunya suplai akibat banjir Thailand,” ujarnya.

Jadi, menurut Yuga, banjir Thailand lebih parah pengaruhnya dibandingkan Tsunami Jepang. Sebab, sektor otomotif yang terganggu Tsunami adalah spare part. Sedangkan banjir Thailand mengganggu produksi mobilnya (utuh) yang biasa didatangkan ke Indonesia.

Selama ini, Yuga menambahkan, banyak produk Toyota yang didatangkan dari Thailand ke Indonesia dengan kondisi Completely Built Up (CBU).“Karena itu, pengaruh banjir Thailand lebih parah daripada pengaruh Tsunami Jepang pada Maret 2011 sehingga mobil CBU tidak datang ke sini,” papar Yuganur.

Begitu juga dengan IMAS. Meski tidak separah ASII, menurutnya, IMAS juga terdampak sentiment negatif. Dia menegaskan, secara fundamental, semua produk mobil terdampak banjir Thailand. Sebab, rata-rata mobil Indonesia didatangkan dari Thailand.

Karena itu, dia menargetkan, support IMAS di level Rp10.600. Sebab, harga fundamentalnya seharusnya di level Rp9.900 per saham. Ini target akhir 2011. “Saham TURI berpeluang turun ke level Rp570 akhir 2011. Harga wajarnya di level Rp500,” tuturnya.

Ia menjelaskan, saat harga saham-saham penjual mobil turun, saham-saham spare part-nya juga turun. Dia merekomendasikan sell untuk semua saham otomotif. Saat ini, pasar belum mendiskon efek banjir Thailand terhadap industri otomotif di Indonesia. “Dividen pun tak akan banyak membantu saham-saahm di sektor ini. Sebab, orang lebih fokus pada performa perusahaan yang berubah negatif akibat banjir Thailand,” imbuhnya.

Dihubungi terpisah, Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo justru mendiskon saham-saham di sektor otomotif karena faktor rencana pembatasan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi untuk mobil pelat hitam yang berlaku pada April 2011. “Orang berhitung, penjualan mobil bakal berkurang,” ujarnya.

Hanya saja, Satrio mempertanayakan, apakah pembatasan subsidi berpengaruh kuat pada penurunan penjualan mobil. Menurutnya, faktor pertumbuhan ekonomi lebih berperan terhadap naik-turunnya demand penjualan mobil. “Meskipun, pemangkasan BBM subsidi bisa saja mengurangi minat orang untuk membeli mobil,” ucapnya.

Menurut Satrio, untuk jangka pendek (sepekan ke depan), saham ASII cenderung terkoreksi ke level support pertama Rp65.000, kedua, Rp63.500 dan support ketiga Rp62.000. Sementara itu, resistance sepekan ke depan di level Rp69.000. “Jika tembus ke atas resistance ini, sinyal positif bagi ASII untuk menguat lebih jauh,” timpalnya.

Tapi, dia menggarisbawahi, pasar harus mencermati bagaimana kondisi bursa regional terutama setelah European Union Summit (EU Summit), Minggu (23/10) menunda kesimpulan KTT dan mengagendakan pertemuan kembali pada Rabu (26/10).

Dilihat dari potensi teknikalnya, lanjut Satrio, jika ASII tembus resistance Rp69.000, saham ini bisa menguat ke level Rp81.000 hingga semester I-2012. “Tapi, jika arah dari market secara keseluruhan masih turun, tinggal mencermati level support ASII di mana,” timpalnya.

Begitu juga dengan saham otomotif yang lain seperti IMAS yang tak bisa lepas dari pengaruh eksternal. IMAS memiliki support di level Rp10.500 hingga Rp9.800. Sementara itu, resistance-nya masih berada di rekornya Rp13.000. Lalu, saham TURI yang perdagangannya kurang aktif. “Pergerakannya masih berada dalam kisaran Rp550-650,” paparnya.

Lebih jauh ia menjelaskan, saham-saham yang terkait otomotif juga bergerak bersama-sama dengan saham-saham otomotif. Di antaranya, PT Astra Otoparts (AUTO) yang memiliki support di angka Rp3.000-3.100. Sedangkan resistance hingga akhir tahun di level Rp3.550-3.750.

Lalu, PT Gajah Tunggal (GJTL). Jika terjadi Double Bottom Reversal (sebuah pola reversal naik), bisa naik ke level resistance Rp3.000-3.200. Jika gagal membentuk double buttom, supportnya di angka Rp2.100-2.250. “Support terdekatnya saat ini di level Rp2.500. Untuk saat ini, laju saham-saham tersebut akan mengikuti arah market secara umum,” tandasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar