Senin, 24 Oktober 2011

Koreksi Berlanjut, Saham Defensif Jadi Pilihan

INILAH.COM, Jakarta – Awal pekan ini, bursa saham Indonesia diperkirakan masih akan melanjutkan koreksi terbatas. Namun, saham-saham defensif masih tetap mendapat rekomendasi positif.

Reza Priambada, analis Indosurya Sekuritas mengatakan, penurunan indeks hari ini sebenarnya sudah mulai terbatas. Namun, semua sentimen postif domestik sudah terefleksi di pasar. “Hal ini menyulitkan penguatan signifikan di pasar,” katanya kepada INILAH.COM.

Menurutnya, koreksi IHSG perdagangan akhir pekan lalu masih bisa bertahan, tidak menembus level support 3580. Hal ini dipicu ekpektasi pertumbuhan laba bersih emiten dan tendensi turunnya suku bunga karena inflasi masih diperkirakan turun.

Namun, penguatan IHSG menuju level resisten 3730 perlu sentimen kuat dari luar negeri, terutama hasil pertemuan komisi Uni Eropa soal penanggulangan krisis kredit di Eropa.

Di sisi lain, sentimen Wall Street cenderung membaik, karena laba bersih perusahaan-perusahaan di AS juga masih tumbuh, di tengah upaya negara adidaya ini menggulangi defisit fiskal yang membengkak. “Investor menilai, sektor riil AS masih tumbuh sehingga skenario AS masuk double dip recession bisa diminimalisir,” ungkapnya.

Pekan ini, Reza memperkirakan pasar masih akan bergerak fluktuatif, didukung situasi pasar AS yang cenderung membaik, serta asumsi pertemuan Uni Eropa yang membuahkan keputusan bulat soal bailout Yunani dan rekapitalisasi perbankan Eropa dengan dana EFSF (European Financial Stability Fund). Namun, perlambatan ekonomi di China akan mengancam pengetatan likuiditas lagi di pasar Asia.

Di tengah situasi ini, investor disarankan untuk tetap fokus di saham-saham defensif. Salah satunya adalah Jasa Marga (JSMR), dengan proyeksi pertumbuhan laba meningkat karena kenaikan tarif tol dan penambahan ruas jalan tol.

Demikian pula saham Unilever (UNVR) dan Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) yang menarik setelah koreksi pada pertengahan September kemarin. Hal ini mengingat harga saham masih terdiskon terhadap nilai wajarnya. “buy on weakness untuk semua emiten ini,” ujarnya.

Pada perdagangan Jumat (21/10), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 2,112 poin (0,06%) ke level 3.620,664, dengan intraday terendah 3.594,48 dan tertinggi di 3.643,84. Perdagangan di Bursa Efek Indonesia didukung volume transaksi sebesar 4,933 miliar lembar saham, senilai Rp 3,614 triliun dan frekuensi 100.973 kali.

Sebanyak 122 saham naik, sisanya 81 saham turun, dan 104 saham stagnan. Aliran dana asing yang keluar mewarnai bursa, dengan nilai transaksi jual bersih (net foreign sell) sebesar Rp301 miliar. Rinciannya adalah transaksi jual mencapai Rp1,22 triliun dan transaksi beli sebesar Rp926 miliar. [ast]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar