Senin, 14 November 2011

DJIA Tembus 12.000, Tren IHSG Naik dan Aman

INILAH.COM, Jakarta –Arah IHSG sepekan ke depan, dinilai sangat tergantung pada laju bursa Dow Jones. Setelah Dow ditutup di level 12.153,7, ada harapan indeks domestik naik dengan aman.

Pada perdagangan Jumat (11/11) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup melemah tipis 5 poin (0,13%) ke level 3.778,885. Harga intraday tertingginya mencapai 3.800,289 dan terendah 3.764,887. Begitu juga dengan indeks saham unggulan LQ45 yang naik 1,99 poin (0,30%) ke level 671,875.

Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan, arah IHSG sepekan ke depan, sangat tergantung pada pergerakan bursa Dow Jones Industrial Average (DJIA). Menurutnya, jika Dow bisa tembus 12.000, tren IHSG memang naik dan aman. Akhir pekan lalu, bursa Dow Jones naik 259,89 poin (2,19%) ke level 12.153.70.

Tapi, lanjutnya, jika Dow Jones kembali ke bawah 12.000, tren jangka pendek IHSG adalah melemah. “IHSG memiliki resistance 3.800-3.875. Jika bisa naik ke atas resistance tersebut, menandakan, tren turun indeks sudah selesai,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, akhir pekan lalu.

Dia juga menegaskan, selama indeks masih di bawah resistance tersebut, laju indeks akan berat. Apalagi, krisis utang Italia tentu tidak bisa selesai dalam semalam. Memang, lanjutnya, utang jangka pendek Italia masih laku. “Tapi, apakah itu bisa dijadikan indikasi bahwa masalah sudah selesai, tentu tidak,” tandas Satrio.

Saat ini, lanjutnya, orang sangat berhati-hati sehingga memancing aksi profit taking untuk mengamankan posisi (securing profit). “Sangat jelas, saham-saham yang di-net sell adalah saham-saham yang kenaikannya selama ini cukup signifikan,” tuturnya.

Satrio menambahkan, koreksi IHSG Jumat (11/11) sebenarnya mengonfirmasi tren penurunan jangka pendek (short term trend). Tapi, untuk mid-long term, tren indeks memang naik. “Saya cuman bisa bilang, jika indeks turun, support-nya ada di level 3.650-3.525,” timpalnya.

Lalu, jika Dow Jones ternyata terjun bebas atau menguji support 11.450-11.500, pelaku pasar bisa mulai belanja saham. Sementara itu, resistance Dow Jones di level 12.000-12.300. “Secara umum, market saat ini masih berada pada masa-masa krisis sehingga volatilitasnya sangat tinggi,” ucap Satrio.

Dalam situasi ini, ia merekomendasikan saham-saham yang kinerja keuangannya pada kuartal III-2011 cukup kinclong sehingga jadi index mover. Saham yang masuk kategori itu adalah PT Indo Tambang Raya (ITMG) yang kinerja keuangannya cukup bagus di atas ekspektasi.

Menurutnya, ITMG jadi pilihan selain PT Astra Internasional (ASII), PT Gudang Garam (GGRM), PT Bank Mandiri (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan PT United Tractor (UNTR).

Saham-saham tersebut, tegas Satrio, akan jadi motor penggerak saat indeks mengalami penguatan. “Saya rekomendasikan buy on weakness saham-saham tersebut terutama kalau IHSG sudah mencapai kisaran support 3.525-3.650,” imbuhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar