Senin, 14 November 2011

Saham Bank Murah Paling Diuntungkan BI Rate

INILAH.COM, Jakarta – Saham-saham perbankan dengan valuasi Price Earning Ratio (PER) paling murah dinilai paling terpengaruh positif oleh BI rate. Saham BMRI, BBRI, BBCA, dan BBNI dijagokan.

AG Pahlevi, analis dari PT Andalan Artha Advisindo Securities mengatakan, emiten-emiten itu, memiliki posisi dana murah yang cukup tinggi. Karena itu, bisa dengan mudah memenuhi cost of fund-nya. Apalagi, posisi LDR bank-bank itu, keculai BBRI, masih rendah di bawah rata-rata industrinya sehingga masih besar potensi untuk menyalurkan kreditnya.

Dia memaparkan, LDR saham-saham tersebut masih di bawah ketentuan Bank Indonesia, 78-100%. Hanya BBRI yang sudah di atas ketentuan yakni mencapai 80%. “Saya rekomendasikan buy saham-saham tersebut untuk target hingga akhir tahun,” katanya kepada INILAH.COM.

Pada perdagangan Jumat (11/11) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup melemah tipis 5 poin (0,13%) ke level 3.778,885. Harga intraday tertingginya mencapai 3.800,289 dan terendah 3.764,887. Saham-saham sektor keuangan turun 0,20% ke level 511,13.

Bank Indonesia telah memangkas BI rate ke level 6%. Bagaimana pengaruhnya ke saham-saham di sektor perbankan?
Secara umum, pemangkasan suku bunga acuan (BI rate) sebesar 50 basis poin, ke level 6% sangat positif pengaruhnya ke saham-saham di sektor perbankan. Sebab, secara historis, suku bunga deposito paling cepat menyesuaikan dengan pemangkasan BI rate itu. Sementara itu, dari sisi lending rate biasanya tetap flat.

Jadi, pemangkasan BI rate membantu mengurangi cost of fund dan mendongkrak net interest margin sehingga semakin baik bagi perbankan. Sebab, bunga deposito turun sementara lending rate tidak.

Bagaimana dengan kondisi Non Performing Loan (NPL)?
NPL juga bisa terbantu yang rata-rata industri mencapai 3%. Angka ini merupakan level terendah sehingga beban provisi bank pun semakin rendah. Begitu juga dengan BI rate yang merupakan level terendah sepanjang sejarah Indonesia. Karena itu, bottom line earnings dan growth perbankan pun akan semakin tinggi. Begitu juga dengan book value dan potential upside valuasi sahamnya.

Loan to deposit ratio (LDR)?
Ya itu yang saya cemaskan. Rata-rata loan to deposit ratio (LDR) perbankan saat ini mencapai 83% per Oktober 2011. Angka ini, berada di atas batas yang ditentukan Bank Indonesia (BI) pada level 78-100%. Angka tersebut, juga merupakan rekor tertinggi setelah krisis 2008. Pada September 2011, beberapa bank sudah mengalami kesulitan likuiditas. Karena itu, meski BI rate turun, bisa saja cost fund dibiarkan tetap. Tujuannya, agar ada insentif untuk suku bunga tabungan (saving).

Tapi, terlepas dari faktor LDR, semua saham sektor perbankan tetap diuntungkan oleh pemangkasan BI rate.

Saham perbankan apa saja yang paling Anda jagokan?
Yang paling terpengaruh positif oleh BI rate tentu saham-saham bank dengan valuasi Price Earning Ratio (PER) paling murah. Saya masih menjagokan saham PT Bank Mandiri (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), PT Bank Central Asia (BBCA) dan PT Bank Negara Indoensia (BBNI).

Mengapa pilhan Anda jatuh pada saham-saham tersebut?
Emiten-emiten itu, memiliki posisi dana murah yang cukup tinggi sehingga bisa dengan mudah memenuhi cost of fund-nya. Apalagi, posisi LDR bank-bank itu, keculai BBRI, masih rendah di bawah rata-rata industrinya sehingga masih besar potensi untuk menyalurkan kreditnya. LDR-nya masih di bawah ketentuan BI, 78-100%. BBRI sudah di atas 80%.

Lantas, saham bank apa yang paling murah valuasinya?
BMRI dengan 2,3 kali Price to Book Value Ratio (PBV). Angka ini masih di bawah harga rata-rata historis PBV-nya. Karena itu, masih ada potential upside 0,7 kali untuk mencapai history PBV-nya itu hingga Agustus-September 2012.

Di sisi lain, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR), cukup mendukung di level 16%. NPL-nya juga berkurang atau terdiskon dibandingkan rata-rata industrinya 3%.

Bagaimana dengan BBCA?
Valuasi BBCA memang yang paling mahal di industrinya. Tapi saya berpendapat, potential upside-nya masih ada.

Apa rekomendasi Anda untuk saham-saham tersebut?
Saya rekomendasikan buy saham-saham tersebut untuk target hingga akhir tahun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar