Kamis, 17 November 2011

IHSG-Rupiah Kompak Melemah

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpangkas 21 poin sehingga terpaksa meninggalkan level 3.800. Investor masih dibayangi-bayangi krisis utang Eropa yang tak kunjung usai.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat tipis di 9.040 per dolar AS dibandingkan penutupan perdagangan kemarin di Rp 9.055 per dolar AS.

Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG dibuka terkoreksi 22,758 poin (0,60%) ke level 3.791,332. Ancaman krisis Euro mendominasi persepsi pelaku pasar sehingga membuat pergerakan indeks berfluktuatif.

Indeks sama sekali tidak mampu menyentuh zona hijau sejak dibukanya perdagangan pagi tadi. Bahkan, indeks sempat jatuh ke posisi terendahnya di 3.782.451.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG melemah 17,770 poin (0,47%) ke level 3.796,320 setelah investor memutuskan untuk keluar sejenak dari lantai bursa sambil menunggu perkembangan krisis Eropa yang kembali mencuat setelah adanya peringatan dari Fitch.

Tekanan jual masih terus terjadi memasuki perdagangan sesi sore. Saham-saham bank terus dilepas seiring sentimen negatif yang datang dari krisis Eropa.

Mengakhiri perdagangan, Kamis (17/11/2011), IHSG ditutup terpangkas 21,837 poin (0,58%) ke level 3.792,253. Sementara Indeks LQ 45 ditutup terkoreksi 5,262 poin (0,78%) ke level 673,254.

Investor masih terus mengurangi portofolionya menyusul munculnya kekhawatiran atas krisis utang Eropa yang kembali mencuat. Terutama setelah adanya peringatan dari Fitch bahwa perbankan AS juga bisa terseret imbas krisis di uni Eropa tersebut.

Saham-saham berbasis perkebunan yang menguat cukup tinggi gagal membawa indeks ke zona hijau. Pasalnya, tekanan jual cukup tinggi terjadi di saham-saham perbankan bluechip.

Volume dan nilai transaksi di lantai bursa meningkat signifikan karena ada pembelian 1,06 miliar lembar saham emiten baru PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) sebesar Rp 2,651 triliun. Transaksi tutup sendiri (crossing) dilakukan Sinarmas Sekuritas di pasar negosiasi.

Pembeli saham tersebut adalah GMR Infrastructure Investments Singapore Pte Ltd di harga Rp 2.500 per lembar. Perusahaan asal Singapura itu mengincar 18% saham GEMS lewat private placement sesuai dengan keputusan RUPS.

Para pemodal asing kurang bergairah dalam perdagangan hari ini, minim sekali transaksi yang dilakukannya. Di pasar reguler asing melakukan penjualan Rp 388,177 miliar, sementara pembelian hanya Rp 304,702 miliar.

Transaksi beli di pasar negosiasi naik tinggi karena adanya crossing tersebut. Sehingga, total transaksi asing tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 83,475 miliar di pasar reguler.

Perdagangan hari ini berjalan sepi dengan frekuensi transaksi mencapai 42.473 kali pada volume 2,356 miliar lembar saham senilai Rp 3,829 triliun. Sebanyak 63 saham naik, sisanya 115 saham turun, dan 95 saham stagnan.

Bursa saham China akhirnya melemah, sebaliknya bursa Jepang balik arah dan berhasil menguat tipis. Sayangnya, bursa-bursa regional lainnya tak mampu mengikuti indeks Nikkei 225.

Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa di Asia sore hari ini:
  • Indeks Komposit Shanghai turun tipis 3,91 poin (0,16%) ke level 2.463,05.
  • Indeks Hang Seng melemah 143,43 poin (0,76%) ke level 18.817,47.
  • Indeks Nikkei 225 naik 16,47 poin (0,19%) ke level 8.479,63.
  • Indeks Straits Times turun 23,15 poin (0,82%) ke level 2.784,29.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya HM Sampoerna (HMSP) naik Rp 1.200 ke Rp 34.900, Succaco (SCCO) naik Rp 625 ke Rp 3.125, Asahimas (AMFG) naik Rp 600 ke Rp 6.450, dan Adira Finance (ADMF) naik Rp 500 ke Rp 13.000.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Astra Internasional (ASII) turun Rp 1.950 ke Rp 69.400, Dian Swastatika (DSSA) turun Rp 1.400 ke Rp 14.500, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 950 ke Rp 61.500, dan Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 300 ke Rp 43.600.

(ang/qom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar