Kamis, 24 November 2011

Menu Sesi Dua: Saham Tambang, Bank & Infrastruktur

INILAH.COM, Jakarta – Hingga penutupan, IHSG diprediksi bertahap di zona negatif. Untuk sesi dua, buy on weakness saham-saham bluechip di sektor pertambangan, perbankan dan infrastruktur.

Kepala Riset Valbury Asia Securities Alfiansyah memperkirakan, indeks saham domestik akan tetap melemah hingga penutupan sore nanti. “IHSG memiliki support pertama 3.657, kedua 3.627 dan support ketiganya 3.588. Sedangkan resistance berada di level 3.726,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Kamis (24/11).

Menurutntya, dilihat dari peluangnya yang dikaitkan dengan sentimen yang ada saat ini, indeks cenderung melemah. Sebab, faktor-faktor yang muncul saat ini lebih berisiko tinggi bagi market baik dari Eropa, China maupun dari Amerika Serikat. “Semua informasinya negatif,” ujarnya.

Memang, kata Alfiansyah, pada sesi pertama perdagangan, indeks sempat menguat di luar dugaan, karena faktor fundamental emiten dan makro ekonomi Indonesia. “Tapi, dengan kuatnya sentimen negatif, fundamental itu tidak cukup mengimbanginya,” paparnya.

Dari Eropa, lanjutnya, pasar masih mengkhawatirkan kenaikan yield obligasi yang berkelanjutan--diawali Italia, Spanyol, dan Portugal. Setelah Perancis, mulai dikhawatirkan Jerman. “Kondisi itu, mengindikasikan, krisis utang di Eropa akan semakin meluas,” tutur Alfiansyah.

Bahkan, kata dia, negara yang diandalkan dan diharapkan bisa menjadi pendorong perubahan pada krisis utang zona Eropa, sekarang justru terancam. Permintaan obligasi Jerman turun dan hanya terjual 60% meskipun yield obligasinya masih tetap di level 2,08% untuk tenor 5 tahun. “Tapi, pasar khawatir angka ini mengalami kenaikan seperti yang terjadi pada Italia yang saat normal di level 2,5%, lalu naik ke level 3-3,5%,” timpalnya.

Sementara itu, ia menambahkan, dari China, market mendapat sentimen negatif dari data Indeks Manufaktur PMI China yang turun mencapai level terendah 32 tahun. “Dari AS, pasar juga mengkhawatirkan melemahnya pertumbuhan ekonomi AS,” ujarnya.

Di atas semua itu, Alfiansyah merekomendasikan positif saham-saham bluechip yang secara teknikal potential upside. Saham-saham pilihannya adalah PT Adaro Energy (ADRO), PT Medco Energi (MEDC), PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), PT Bank Mandiri (BMRI), PT Bank Central Asia (BBCA), PT Telkom (TLKM) dan PT Jasa Marga (JSMR). “Saya rekomendasikan buy on weakness saham-saham tersebut. Sebab, secara teknikal memiliki potential upside,” imbuhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar