Rabu, 09 November 2011

Restrukturisasi Utang Yunani Berisiko ke Bank

Medium
INILAH.COM, Jakarta - Preseden yang ditetapkan oleh restrukturisasi utang Yunani berisiko meninggalkan bank yang lebih memicu krisis keuangan di masa mendatang di negara-negara lain.

Hal ini disampaikan seorang sumber yang ikut membantu untuk mengatur keiikutsertaan sektor swasta dalam openyelamatan utang Yunani.

"Bank dan pemegang obligasi lain yang dengan sukarela memotong 50% dari nilai utang Yunani bisa menjadi preseden pemotongan utang lainnya," ujar Josef Ackermann, kepala eksekutif Deutsche Bank dan kepala perbankan yang paling menonjol di Zona Euro. Dia menegaskan kesepakatan untuk utang Yunani ini harus dikecualikan, menggemakan bahasa dari bankir lain dan politisi.

"Jika Abnda membuka lotak Pandora, lalu siapa yang akan berinvestasi di utang berisiko?" ujarnya kepada Financial Times. "Pelanggaran terhadap kelas aset bebas risiko akan memiliki konsekuensi jangka panjang."

Tapi bankir kelahiran veteran Swiss ini juga meramalkan kesepakatan sukarela dengan kreditor sektor swasta akan terus memicu default, yang dapat memicu potensi klaim yang berbahaya pada credit default swap polis asuransi terhadap risiko default.

Ackermann mengatakan sekarang jelas bahwa utang CDS berdaulat kurang layak dari sebelumnya. "Saya tidak berpikir Anda akan melihat terjadi default di negara lain dan Anda selalu secara sukarela untuk berbagi beban," katanya.

Berita ini datang akibat France's Societe Generale mencatatkan penurunan nilai obligasi Yunani sebesar 60%, sejalan dengan saingan terbesarnya BNP Paribas yang ditulis pekan lalu yang mencatatkan penurunan profit 30% menjadi 622 juta euro (US$861 juta). SocGen menahan dividen untuk pertama kali guna menghemat modal.

Baik PSI dan perusahaan pendamping dari Pemerintah, di mana 70 bank zona euro harus menambah mosal sebesar 106 miliar euro adalah paket kebijakan 26 Oktober untuk untuk mengatasi krisis dan keprihatinan investor atas neraca bank.

Ackermann, yang menjembatani Kanselir Jerman Angela Merkel dan bank internasional akibat kepala Institut Keuangan Internasional mengatakan skeptis bahwa aturan modal baru akan meningkatkan kepercayaan investor.

"Rasio modal adalah elemen penting," kata Ackermann. Ackermann mengatakan investor tetap waspada terhadap zona euro seperti Yunani dan Italia yang telah gagal menciptakan rencana yang kredibel untuk menyeimbangkan anggaran mereka, dan memperkirakan bahwa pemulihan ekonomi Eropa akan terjadi 3-5 tahun lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar