Rabu, 09 November 2011

Surplus susut, kurs aussie ikut tergerus

Surplus susut, kurs aussie ikut tergerus
JAKARTA. Posisi dollar Australia menyusut di hadapan dollar Amerika Serikat. Pasangan AUD/USD, Selasa (8/11), terkoreksi 0,85% menjadi 1,0291. Investor menjauhi Aussie karena surplus perdagangan Australia menurun.

Laju dollar Australia seirama dengan pergerakan euro dalam beberapa bulan terakhir. Keduanya adalah valuta yang memberikan imbal hasil tinggi. Euro terhadap dollar AS (EUR/USD) kemarin tergerus 0,3% menjadi 1,3734.

Kondisi Eropa kian memanas karena pelaku pasar cemas krisis utang yang semula hanya membekap Yunani, kini menular ke Italia. Imbal hasil atau yield surat utang pemerintah Italia yang bertenor 10 tahun kembali naik 9 basis poin menjadi 6,74%.

Data-data ekonomi domestik juga menekan Aussie. Angka neraca perdagangan Negeri Kanguru, Senin (7/11), memperlihatkan surplus perdagangan menurun per akhir September lalu. Di periode ini, neraca perdagangan Aussie mencatatkan surplus senilai AS$ 2,56 miliar. Angka tersebut mencerminkan penurunan 13,22% year-on-year.

Nilai ekspor Negeri Kanguru menurun 2,6% ke A$ 27,33 miliar. Sedang nilai impor berkurang 1,27% menjadi A$ 25,08 miliar. "Dollar Australia mulai jatuh karena indikator domestik di negara itu melemah," ujar Sue Trinh, Senior Strategist Royal Bank of Canada seperti dikutip Bloomberg, kemarin.

Sebelumnya, survei Bloomberg terhadap sejumlah ekonom menyimpulkan neraca perdagangan Aussie surplus AS$ 3 miliar per September.

Bisa bangkit cepat
Bukan hanya neraca perdagangan yang menyusut, data lowongan pekerjaan Australia juga menunjukkan penurunan di bulan Oktober. Berdasarkan data Australia & New Zealand Banking Group, iklan lowongan pekerjaan swasta di Australia merosot 0,7% dari September. Padahal, lowongan selama September menurun 2,2% dari posisi Agustus.

Para analis juga memproyeksikan tingkat pengangguran Australia yang akan dirilis pada Kamis (10/11) nanti berpotensi meningkat dari sebelumnya 5,2% menjadi 5,3%.

"Aussie bakal tertekan hingga dua pekan mendatang," ujar Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra. Menurut dia, pairing AUD/USD di periode itu bisa menyentuh support 1,0100.

Meski begitu Ariston melihat Aussie masih berprospek cerah dan layak koleksi. "Di antara major currency, dollar Australia memiliki performa paling bagus. Inilah negara maju yang paling sedikit terkena imbas krisis ekonomi," tambah Ariston.

Pendapat senada disampaikan Kepala Divisi Tresuri Bank BNI, Nurul Eti Nurbaeti. Meski berpotensi melemah, Aussie masih bisa tertahan di atas US$ 1,00. Nurul memprediksi AUD/USD dalam dua pekan mendatang berada di kisaran 1,0030-1,0650.

"Dollar Australia merupakan mata uang yang sensitif terhadap risk appetite. Apalagi, neraca perdagangannya juga terkena imbas krisis Eropa. Namun, jika masalah Eropa mereda dan risk appetite meningkat, maka nilai tukar dollar Australia bisa kembali pulih," ujar Nurul.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar