Rabu, 09 November 2011

Suksesi PM Yunani-Italia Pacu Hasrat Pasar

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Rabu (9/11) diprediksi menguat. Pergantian perdana menteri Yunani & Italia jadi katalisnya.

Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures Albertus Christian mengatakan, risk appetite (hasrat pasar atas aset-aset berisiko) akan kembali pulih seiring dengan persetujuan Perdana Menteri Yunani yang baru nantinya untuk mendukung reformasi ekonomi negeri Para Dewa itu.

Karena itu, lanjut Christian, kekhawatiran pasar terhadap program-program penghematan anggaran Yunani akan mereda. "Rupiah akan bergerak dalam kisaran 8.850-8.935 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM.

Lebih jauh Christian mengatakan, Yunani akan memilih Perdana Menteri yang baru sehingga ada angin positif untuk mata uang utama sehingga dolar AS berpotensi kembali melemah.

Di sisi lain, lanjutnya, hasrat pasar juga terpacu, jika Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi akhirnya mau mengundurkan diri setelah voting dari parlemen untuk itu semalam. Selama ini, Italia enggan untuk mereduksi anggarannya karena faktor Berlusconi. "Jika Berlusconi mundur, akan lebih positif ke market. Karena itu, rupiah berpotensi melanjutkan penguatannya," paparnya.

Pada saat yang sama, penguatan rupiah juga mendapat dukungan dari potensi penambahan pelonggaran moneter Bank Sentral AS The Fed, serta berkurangnya minat asing terhadap aset-aset AS. "Walaupun Dow Jones positif, secara keseluruhan pertumbuhan global masih menurun sehingga Fed perlu melonggarkan moneternya," paparnya.

Apalagi, Christian menegaskan, utang AS yang cukup besar dan jatuh tempo akhir November ini akan menjadi perhatian pasar. "Utang AS mencapai US$14,7 triliun atau 100% dari Gross Domestic Product (GDP)," imbuhnya.

Asal tahu saja, kurs rupiah dalam kontrak harga emas di London, Selasa (8/11) ditutup menguat 35 poin (0,39%) ke level 8.915/8.925 per dolar AS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar