Rabu, 09 November 2011

IHSG Bertenaga, Pilih Saham Berkapitalisasi Besar

INILAH.COM, Jakarta – Laju IHSG Rabu (9/11) ini, diprediksi naik menguji resistance 3.875, meski pasar masih fokus pada krisis utang Eropa. Saham-saham berkapitalisasi besar jadi pilihan.

Pada perdagangan Selasa (8/11) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup menguat 27,41 poin (0,73%) ke level 3.805,648. Harga intraday tertingginya mencapai 3.806,924 dan terendah 3.778,697. Begitu juga dengan indeks saham unggulan LQ45 yang naik 4,54 poin (0,67%) ke level 678,389.

Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan, dilihat dari posisi penutupan IHSG kemarin di atas 3.800, memberikan sinyal positif. Menurutnya, setelah bursa Hang Seng ditutup kemarin sore, euro menguat terhadap dolar AS ke level US$1,3787 per euro. Kondisi itu, disusul dengan kenaikan bursa saham di Eropa.

Begitu juga dengan Dow Jones Futures yang banting setir dari minus 50 jadi positif 30 poin. Karena itu, IHSG berpeluang melanjutkan penguatan. “Tapi, perkembangan market, bisa berubah drastis detik per detik. Tapi, sejauh ini, IHSG cenderung naik meskipun semuanya tergantung dari bagaimana arah pergerakan Dow Jones,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Selasa (8/11).

Menurutnya, indeks saham domestik, memiliki resistance di level 3.825-3.875 dan support di level 3.775. Jika indeks ditutup di bawah support menandakan IHSG akan menguji support berikutnya 3.650. “Tapi, sejauh ini, IHSG berada dalam bullish trend. Paling tidak, bakal mengarah level resistance-nya,” ujarnya.

Karena itu, menurutnya, pasar tinggal melihat support di level 3.775. Jika support ini masih bisa bertahan, arah IHSG masih naik. “Jika ditembus ke bawah, bisa buy on weaknes beberapa saham sambil menunggu IHSG di bawah 3.650,” paparnya.

Lebih jauh dia menjelaskan, pasar saat ini masih fokus mencermati perkembangan krisis di Eropa. Tapi, yang penting saat ini adalah mencari arah pasar pada 2012. Tapi, kelihatannya, indeks bakal sideways tahun depan. “Berkaca pada 2011, banyak analis menargetkan indeks di level 4.400-an akhir 2011 ini dan ternyata tidak ke mana-mana,” timpal Satrio.

Di sisi lain, secara fundamental, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sedikit di bawah ekspektasi 6,6% untuk kuartal III-2011 di level 6,5%. Secara historis, pelaku pasar cenderung profit taking. “Karena itu, untuk 2011 ini orang tidak akan muluk-muluk dengan memasang target terlalu tinggi,” tandasnya.

Sementara itu, soal pergantian Perdana Menteri Yunani dan Italia, menurutnya, tidak terlalu masalah bagi market. Ia menegakan, Berlusconi lengser atau tidak, indeks akan tetap naik. “Sebab, Krisis Yunani sudah memperlihatkan, skenario terburuk Italia akan sama seperti Yunani,” ucapnya.

Meskipun, size ekonomi Italia dengan utang lima kali lipat Yunani, jauh lebih besar. Tapi, hingga saat ini, pelaku pasar masih percaya diri. Dalam dua hari terkahir pasar tidak terlalu khawatir. “Jadi, reading trend-nya masih seperti itu,” paparnya.

Karena itu juga, Satrio yakin, arah jangka menengah (1-3 bulan) IHSG masih positif. Begitu juga dengan tren jangka panjang (di atas tiga bulan). Hanya tren jangka pendeknya yang sedang bermasalah dan memberikan sinyal variatif. “Tren jangka pendek (2 pekan), baru bisa dilihat dalam 1-2 hari ke depan. Hopefully naik, tapi saya mengharapkan ada satu kali penuurunan lagi,” tuturnya.

Untuk jangka menengah, Satrio menargetkan IHSG masih di atas 4.000. Sedangkan, untuk jangka panjang, support IHSG di level 3.525. Jika support ini masih bertahan, IHSG bisa mencapai 5.000-8.000 dalam 2-3 tahun.

Hanya saja, untuk jangka pendek, penguatan indeks lebih jauh masih harus menunggu penyelesaian krisis utang di Eropa yang solusinya hingga saat ini masih terus berkembang. Dalam situasi ini, Satrio menjadikan saham-saham berkapitalisasi besar menjadi pilihan utama. Apalagi, dengan kinerja emiten dalam kategori ini untuk kuartal III-2011 yang cukup positif.

Saham-saham pilihannya adalah PT Astra Internasional (ASII), PT Gudang Garam (GGRM), PT Bank Mandiri (BMRI), PT Bank Central Asia (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan PT United Tractor (UNTR), PT Indo Tambang Raya (ITMG) dan PT Bukit Asam (PTBA).

Di atas semua itu, jika IHSG tembus support 3.775, dia merekomendasikan buy on weakness saham-saham tersebut. Tapi, indeks cenderung menguji resistance 3.875. Karena itu, pelaku pasar bisa speculative buy saham ITMG, PTBA dan ASII. “Yang lain, potensi kenaikannya ada tapi terbatas. Karena itu, selain ketiga saham ini, memang bisa beli tapi jangan terlalu banyak,” imbuhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar