Kamis, 01 Desember 2011

IHSG Bergerak Sempit, Pilih Saham Kuat

INILAH.COM, Jakarta – IHSG Kamis (1/12) diperkirakan masih belum mengkonfirmasi pembalikan arah bahkan ada indikasi tekanan jual. Namun masih ada peluang kecil trading di beberapa saham pilihan.

Pengamat bursa saham Hendri Effendi dari Citi Pacific Sekuritas memprediksikan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih terus berfluktuasi dalam rentang pergerakan yang lebar. Namun tidak dibarengi volume transaksi yang memadai.

Sehingga intraday high yang sempat terjadi masih belum mengkonfirmasi pembalikan arah. Apalagi, IHSG masih bergerak di bawah moving average (MA) 20 hari, dengan level resistan 3.730. "Ini mengindikasikan masih besarnya tekanan jual,” ujarnya, saat dihubungi INILAH.COM.

Hendri memperkirakan, investor masih terus melakukan penjualan guna mendorong harga beberapa saham menyentuh level resistannya. Mereka berniat melakukan aksi ambil untung atau kepentingan deleveraging.

Sementara itu, tak ada perbaikan pada sentimen. Bahkan, downgrade lembaga perating pada belasan bank-bank di Amerika malah memicu kekhawatiran baru. Sebab, dua bank besar AS, JPMorgan dan Bank of America, juga ikut diturunkan peringkatnya.

Perbankan Amerika Serikat (AS) diprediksi Hendri akan mengalami kesulitan likuiditas. Hal ini disebabkan cost of fund yang meningkat. Sementara pembiayaan turun karena meningkatnya risiko di Eropa menyebabkan likuiditas mengetat.

“Akibatnya, tren mingguan IHSG masih konsolidasi, dengan kecenderungan melemah. Sulit untuk trading karena nilai transaksi kecil. Namun, mudah menggerakkan indeks yang menyebabkan sulit manuver trading,” paparnya.

Dalam kondisi ini, ada beberapa saham mendapat rekomendasi Hendri. Yakni Indika Energy (INDY) yang hampir membentuk double bottom, sebuah sinyal pembalikan naik jangka pendek. “Saham INDY masih masih di bawah MA 10 hari di level 2.250. Jika tembus, segera beli,” ujarnya.

Ia juga merekomendasikan saham PT Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA), dengan Indikator William %R pernah mencapai 0% di level 18.800 yang merupakan indikasi sudah menyentuh resistan.

Biasanya, ini diiringi koreksi tajam dan berpotensi untuk rebound menuju 0% lagi. PTBA juga tak ada masalah dengan tren turun harga batubara karena pasarnuya domestik. Cukup menaikkan volume produksei untuk penentuan margin profit. “Koreksi yang terjadi bisa dimanfaatkan untuk beli saham PTBA,” lanjut Hendri.

Saham lain yang direkomendasikan adalah saham perbankan Bank Tabungan Negara (BBTN) dengan _strong support) di level 1.210. Saham ini sedang berada di sekitar strong support Fibo Retracement 61,8%. “Jika tembus di bawah Fibo 61,8%, segera lakukan cut loss. Namun jika tembus ke atas, maka akan terjadi peluang rebound harga,” tandasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar