Kamis, 12 Januari 2012

Pasar Fokus Lelang Obligasi Spanyol dan Italia

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Kamis (12/1) diprediksi melemah. Pasar yang mengantisipasi lelang obligasi Spanyol dan Italia hari ini jadi salah satu katalisnya.

Analis senior Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, potensi pelemahan rupiah hari ini salah dipicu oleh fokus pasar pada Eropa terutama soal lelang obligasi Italia dan Spanyol hari ini. Inilah menurut Firman, yang bakal kembali mendorong penguatan dolar AS.

Kondisi itu diperparah oleh merebaknya ekspektasi bahwa European Central Bank (ECB) dapat melonggarkan kebijakan moneternya lebih lanjut. "Karena itu, sepanjang perdagangan kita akan melihat rupiah melemah menguji level 9.200 dengan kiaran yang lebar antara 9.100 - 9.200 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM.

Memang, kata Firman, ECB diprediksi mempertahankan suku bunga acuannya di level 1%. Tapi, pasar ingin melihat apakah ECB optimistis dengan pemulihan di zone euro setelah mengutarakan kemungkinan resesi pada pertemuan Desember 2011.

Di sisi lain, pasar juga ingin memastikan bahwa ECB akan kembali tegaskan kemungkinan resesi hari ini setelah data GPD Jerman dirilis turun ke level 3% dari sebelumnya 3,6% (year on year).

Selain ECB, pasar juga dihadapkan pada pertemuan Bank Sentral Inggris (BoE) yang diperkirakan tidak akan mengubah suku bunga acuannya. "Karena itu, rupiah akan konsolidasi dengan kecenderungan pelemahan," ungkapnya.

Tapi, lanjutnya, sifat pelemahan rupiah akan terbatas karena dapat diredam oleh Bank Indonesia. Sebab, BI berkepentingan menstabilkan rupiah jelang pengumuman BI rate bulannannya hari ini. "Tapi, kita selalu akan melihat tendensi berkurangnya pelememahan rupiah jelang penutupan sore seiring intervensi dari BI itu," ucapnya.

Menurutnya, Bank Indonesia diperkirakan menahan suku bunga acuannya (BI rate) pada level 6%. "Tapi, statemen dari Bank Indonesia akan menjadi indikator di market di mana outlook ekonomi Indonesia bisa mempertahankan pemulihan meskipun terancam oleh memburuknya situasi krisis utang pada zona euro," papar Firman.

Sebelum BI rate diumumkan, kata dia, pasar juga menanti rilis inflasi China yang diperkirakan melambat pada pukul 8.30 WIB. Jika inflasi China melambat, bank sentral China bisa melonggarkan kebijakan moneternya. "Ini bisa sedikit memberikan euforia bagi pasar Asia dan menopang sentimen," imbuh Firman.

Asal tahu saja, kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Rabu (11/1) ditutup melemah 10 poin (0,10%) ke level 9.150/9.170 per dolar AS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar