Kamis, 12 Januari 2012

Pilih Saham Bullish dan Sensitif Geopolitik Iran

INILAH.COM, Jakarta – Hingga penutupan, IHSGdiprediksi variatif seiring banyaknya data yang dinantikan. Pilih saham terdampak geopolitik embargo minyak Iran dan dalam tren bullish.

Pada sesi pertama perdagangan Kamis (12/1), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 6,83 poin (0,17%) ke level 3.902,808. Begitu juga indeks saham unggulan LQ45 yang turun 2,33 poin (0,34%) ke angka 689,198.

Laju indeks siang ini cukup ramai, didukung oleh volume transaksi yang tercatat mencapai 2,06 miliar lembar saham di pasar reguler dan total mencapai 3,5 miliar. Sementara itu, nilai transaksi mencapai Rp1,43 triliun di pasar regular dari total Rp1,79 triliun dan frekuensi 76.338 kali.

Sebanyak 111 saham menguat, sedangkan 103 saham melemah dan 109 saham stagnan. Pelemahan indeks juga diwarnai aksi jual dari investor asing yang mencatatkan transaksi nilai jual bersih (net foreign sell) sebesar Rp97,1 miliar. Rinciannya, transaksi beli mencapai Rp566,2 miliar sedangkan transaksi jual sebesar Rp663,4 miliar.

Mayoritas sektor saham mendukung pelemahan indeks. Saham industri dasar memimpin pelemahan 0,63%, disusul sektor keuangan 0,53%, properti 0,26%, aneka industri 0,22%, pertambangan 0,18%, manufaktur 0,16%, dan perdagangan 0,05%. Tapi, tiga saham justru menguat, perkebunan naik 0,92%, konsumsi 0,20% dan infrastruktur 0,09%.

Kepala Riset Valbury Asia Securities Alfiansyah memperkirakan, laju indeks saham domestik bakal variatif hingga pentupan sore. “Indeks memiliki resistance 3.942 dan support 3.870,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Kamis (12/1).

Menurutnya, variatifnya pergerakan indeks hari ini dipicu oleh penantian pasar atas data-data dan agenda ekonomi hari ini baik dari Eropa maupun dari dalam negeri. “Karena itu, dalam bertransaksi, pasar cenderung spekulatif sehingga market bergerak fluktuatif,” ujarnya.

Dari Eropa, pasar menunggu pengumuman suku bunga acuan European Central Bank (ECB) dan agenda lelang obligasi Spanyol dan Italia. “Jika dua momentum itu memberikan indikasi positif, IHSG bakal menguat. Begitu juga sebaliknya. Sebelum pasar mendapatkan datanya, pasar cenderung spekulatif,” papar Alfiansyah.

Di sisi lain, pasar juga mendapat sentiment negatif dari pernyataan lembaga pemeringkat Fitch Ratings kemarin. Fitch menyatakan pihaknya akan men-down grade Italia dan Spanyol yang kemungkinan akan diumumkan Januari ini. “Di sisi lain, Fitch juga menyatakan kemungkinan Yunani keluar dari zona Euro,” tuturnya.

Sementara itu, dari dalam negeri, pasar menantikan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) siang yang akan memutuskan suku bunga acuan (BI rate). “Angkanya sudah diperkirakan bertahan di level 6%,” ucapnya.

Di atas semua itu, Alfiansyah merekomendasikan positif saham-saham yang terimbas positif oleh memanasnya tensi geopolitik di Iran. Menurutnya, setelah AS mendapat pengikut Eropa untuk mengembargo minyak Iran, sekarang AS sedang ‘merayu’ Jepang dan China.

Jika Jepang dan China ikut apa kata AS, harga minyak akan melambung. Sebab, China dan Jepang merupakan negara dengan konsumsi energy terbesar. Jika ini yang terjadi, sentimennya positif bagi saham-saham pertambangan energy dan batu bara yang menjadi substitusi minyak. “Tapi, jika China dan Jepang menolak, kenaikan harga minyak tidak akan signifikan,” imbuhnya.

Dia merekomendasikan pelaku pasar untuk mencermati saham PT Medco Energi (MEDC), PT Bukit Asam (PTBA), dan PT Bumi Resources (BUMI).

Selain itu, Alfiansyah juga merekomendasikan positif saham-saham yang secara teknikal berada dalam tren bullish. Saham-saham pilihannya, PT Semen Gresik (SMGR), PT Holcim Indonesia (SMCB), PT Bank Mandiri (BMRI), PT Indofood Sukses Makmur (INDF) dan PT Astra Agro Lestari (AALI).

“Saya rekomendasikan trading dengan pola-pola jangka pendek, trading buy pada saham-saham tersebut karena situasi Eropa masih belum pasti,” imbuh Alfiansyah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar