Kamis, 12 Januari 2012

Waktunya Belanja Saham?

INILAH.COM, Jakarta - Seperti sudah diduga, Rabu (11/1) aksi profit taking mendominasi transaksi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Setelah dua hari berturut-turut mencatatkan kenaikan, investor ramai-ramai melepas barang.

Akibatnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin pun terkoreksi 29,20 poin (0,74%) ke level 3.909,64. Di mata analis, koreksi yang dilakukan investor sangat wajar. Selain harga berbagai saham sudah cukup mahal, aksi itu juga didorong oleh kekhawatiran pelaku pasar terhadap lonjakan harga minyak.

Namun tidak demikian dengan pelaku pasar di manca negara. Mereka justru tengah bergairah, terutama setelah dilansirnya data perekonomian Amerika yang selama dua bulan berturut-turut menunjukan tren membaik. Mereka juga yakin, hasil pertemuan Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Perancis Nicloas Sarkozy membawa angin baik bagi penyelesaian krisis utang di kawasan Eropa.

Itu sebabnya, hari ini, transaksi di pasar regional cukup menggairahkan. Kecuali Kospi, hari ini semua pasar modal di kawasan Asia mencatat kenaikan indeks. Nikkei misalnya, mencatat kenaikan sebesar 0.30%. Kenaikan juga dicatat Straits Times Index (0,84%), Hang Seng (0,86%), dan TWII (0,13%).

Lantas bagaimana dengan tren indeks Kamis (12/1)? Edwin Sembayang, analis MNC Securities, melihat pergerakan saham masih akan bervariatif. Setelah mengalami koreksi, indeks diperkirakan akan kembali naik hari ini.

Edwin memperkirakan harga akan bergerak di kisaran 3.909-4.000. Selama harga minyak masih tinggi, saham-saham berbasis energi diperkirakan terus melaju. Apalagi ada rencana untuk menyeragamkan harga batu bara di dalam dan luar negeri. Beberapa yang disebutkan Edwin adalah PT Tambang Batubara Bukit Asam, PT Indika Energy dan PT United Tractors.

Sungguh pun demikian, Edwin dan beberapa analis menyarankan investor untuk tidak melupakan saham-saham lainnya. Pasalnya, banyak saham yang prospeknya tak kalah kinclong. Sebut saja misalnya saham Bank Mandiri, Bank Jabar Banten (BJB) dan Astra International.

Namun seorang analis PT Kresna Securities mengatakan bahwa saham-saham tambang seperti PTBA, ANTM, INCO, BUMI dan TINS akan menjadi buruan para investor. Bagi pemodal jangka panjang, menurutnya, saat ini merupakan waktu untuk mengoleksi saham. “Dalam tiga bulan ke depan harga minyak masih belum stabil,” katanya. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar