Kamis, 09 Februari 2012

BI Rate Turun, IHSG Cuma Berkurang Sedikit

Jakarta - Laju pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya bisa tertahan dengan turunnya tingkat suku bunga acuan alias BI Rate. Setelah sempat jatuh lebih dari 30 poin, IHSG ditutup hanya turun 9 poin.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat di posisi Rp 8.960 per dolar AS dibandingkan penutupan perdagangan kemarin di Rp 8.975 per dolar AS.

Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG berkurang 10,466 poin (0,26%) ke level 3.978,233 tertimpa koreksi yang terjadi di bursa-bursa regional. Aksi jual pun langsung terjadi di saham-saham yang kemarin sudah naik tinggi.

Tekanan jual langsung terjadi sejak awal perdagangan, indeks sempat jatuh ke posisi terendahnya di posisi 3.953,817. Investor mulai mengambil untung memanfatkan naiknya IHSG kemarin.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG melemah 33,493 poin (0,84%) ke level 3.955,206. Investor mulai memanfaatkan naiknya indeks kemarin untuk jual saham sambil menunggu perkembangan Yunani.

Aksi ambil untung bisa sedikit berkurang memasuki perdagangan sesi II, sehingga laju pelemahan indeks bisa sedikit melambat. Namun sayang, indeks gagal kembali ke zona hijau.

Menutup perdagangan, Kamis (9/2/2012), IHSG turun tipis 9,711 poin (0,24%) ke level 3.978,988. Sementara Indeks LQ 45 melemah tipis 2,474 poin (0,35%) ke level 694,471.

Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan tingkat suku bunga acuan atau BI Rate 25 basis poin (bps) dari 6% menjadi 5,75%. Pasalnya, inflasi terus menunjukkan penurunan.

Selain itu, BI menyatakan perekonomian Indonesia masih kuat meskipun pertumbuhan lebih lambat. Sayangnya, sentimen positif ini tidak diserap dengan baik oleh para pelaku pasar.

Sentimen dari Uni Eropa masih lebih besar pengaruhnya di mata investor. Aksi jual bisa sedikit berkurang tapi tetap saja tidak mampu menyelamatkan indeks dari teritori negatif.

Indeks sektoral di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI) bergerak mixed akibat aksi beli menjelang penutupan, koreksi terbanyak diderita oleh indeks sektor aneka industri. Sementara yang paling tinggi menanjak adalah sektor agrikultur.

Perdagangan hari ini berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 133.626 kali pada volume 3.85 miliar lembar saham senilai Rp 5,584 triliun. Sebanyak 105 saham naik, sisanya 114 saham turun, dan 92 saham stagnan.

Mayoritas bursa-bursa di Asia masih terjebak di zona merah, hanya bursa saham China yang mampu naik tipis hingga penutupan. Sebelum keputusan bail out Yunani keluar, investor masih menahan diri.

Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa di Asia sore ini:
  • Indeks Komposit Shanghai naik tipis 2,06 poin (0,09%) ke level 2.349,59.
  • Indeks Hang Seng turun tipis 8,45 poin (0,04%) ke level 21.010,01.
  • Indeks Nikkei 225 melemah tipis 13,35 poin (0,15%) ke level 9.002,24.
  • Indeks Straits Times berkurang 5,86 poin (0,20%) ke level 2.976,34.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Gudang Garam (GGRM) naik Rp 750 ke Rp 56.700, Resources Alam (KKGI) naik Rp 450 ke Rp 7.500, Adira Finance (ADMF) naik Rp 350 ke Rp 12.450, dan Astra Agro (AALI) naik Rp 300 ke Rp 22.700.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Astra Internasional (ASII) turun Rp 1.900 ke Rp 72.950, Petrosea (PTRO) turun Rp 500 ke Rp 37.800, Lionmesh (LMSH) turun Rp 475 ke Rp 4.525, dan United Tractor (UNTR) turun Rp 300 ke Rp 29.050.

(ang/qom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar