Kamis, 29 September 2011

Tunggu Vote Berlin, Saham Eropa Bakal Jatuh

Medium
INILAH.COM, London - Saham Eropa diperkirakan akan jatuh pada pembukaan perdagangan Kamis (29/9) menjelang vote di Berlin pada apakah menangani kekuatan baru ke Dana Stabilitas Keuangan Eropa (EFSF).

CNBC melaporkan pasar saham di Asia mixed setelah kehilangan 2 persen untuk S & P 500 di Wall Street karena harapan resolusi cepat terhadap krisis utang zona euro mulai memudar. Saham telah membuat keuntungan besar di Eropa pada hari Senin dan Selasa karena laporan menunjukkan pembuat kebijakan bersiap-siap untuk secara signifikan meningkatkan dana yang tersedia ke EFSF untuk mendukung pasar obligasi zona euro.

Pengawas pasar Uni Eropa pada Rabu memperpanjang larangan short-selling saham di Perancis, Italia dan Spanyol. Tiga negara memperkenalkan larangan ini pada 12 Agustus ketika mereka mencoba untuk mengekang ayunan liar di pasar saham. Pada perdagangan volatil Rabu komoditas seperti tembaga dan emas mengalami kerugian besar dengan logam mulia sekarang turun $ 300 dari level tertingginya baru-baru ini. Angela Merkel memperkirakan untuk memenangkan suara pada perluasan EFSF meskipun beberapa anggota koalisi itu sendiri bisa memberikan suara terhadap RUU ini yang mereka anggap mirip dengan melempar uang baik setelah buruk.

Hasil suara diperkirakan diputuskan pada pukul 13:00 CET di Berlin. Pasar saat ini tengah menunggu acara di Berlin, Uni Eropa dan inspektur IMF yang diperkirakan akan kembali ke Athena untuk bertemu dengan para pejabat Yunani dan memutuskan apakah akan memberikan bantuan tahap 6. Yunani menjanjikan langkah-langkah penghematan baru untuk meyakinkan para pejabat untuk mengeluarkan bailout Troika berikutnya.

Di Madrid, upaya pemerintah Spanyol untuk menaikkan dana telah pupus setelah oposisi politisi memaksa pejabat untuk menarik proposal IPO yang diusulkan National Lottery Spanyol. Penjualan lotere diperkirakan meningkat hingga 9 miliar euro. Di pasar obligasi investor akan mengawasi Italia yang diperkirakan untuk menjual obligasi 5 dan 10 tahun senilai 5,5-9 miliar euro.

The Financial Times melaporkan SEC menyelidik RBS dan Credit Suisse terkait penanganan kredit bermasalah mereka. Laporan FT mengatakan regulator AS memeriksa apakah bank-bank menyesatkan pemegang saham tentang jumlah pinjaman yang mereka dapat paksakan untuk dibeli kembali karena default. "Kita juga perlu mendengar lebih banyak tentang rencana untuk menjual London Metal Exchange."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar