Jumat, 06 Mei 2011

Menu Sesi Dua: Komoditas & Bank

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Kendati siang ini melemah, IHSG hingga penutupan sore nanti berpeluang menguat terbatas. Investor disarankan mencermati saham komoditas, perbankan dan lapis dua yang valuasinya masih murah dan berfundamental kuat.

Pada sesi pertama perdagangan Jumat (6/5), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 15,38 poin (0,40%) ke level 3.800,89. Begitu juga indeks saham unggulan LQ45 yang turun 2,01 poin (0,30%) ke angka 678,875.
Laju indeks siang ini cukup ramai, didukung oleh volume transaksi yang tercatat mencapai 2,483 miliar lembar saham, senilai Rp1,811 triliun dan frekuensi 92.791 kali. Sebanyak 84 saham menguat, sedangkan 131 saham melemah dan 90 saham stagnan.
Pelemahan indeks sesi pertama, justru diwarnai aksi beli asing yang mencatatkan transaksi nilai beli bersih (net foreign buy) sebesar Rp106,6 miliar. Rinciannya, transaksi beli mencapai Rp538 miliar sedangkan transaksi jual sebesar Rp431,3 miliar.
Mayoritas sektor saham mendukung pelemahan indeks. Sektor perdagangan memimpin koreksi 1,14%, disusul perkebunan 0,92%, properti 0,91%, keuangan 0,85%, pertambangan 0,61%, infrastruktur 0,44%, dan industri dasar 0,09%. Hanya tiga sektor yang menguat. Aneka industri 1,03%, konsumsi 0,56% dan manufaktur 0,52%.
Pengamat pasar modal dari Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Ukie Jaya Mahendra memperkirakan, pergerakan indeks saham hingga penutupan sore akan mendarat di teritori positif,meskipun terbatas. “Indeks akan bergerak dalam kisaran support 3.800 dan resistance 3.849,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Jumat (6/5).

Potensi penguatan indeks dipicu pergerakan market dalam tiga hari terakhir yang selalu melemah sepanjang perdagangan,tapi ditutup menguat tipis. Hal ini diperkirakan akan berulang pada akhir pekan ini, “Karena indeks mendapat dukungan dari saham berkapitalisasi besar seperti penguatan saham PT Astra Internasional (ASII),” ujarnya.

Menurutnya, dengan asumsi saham-saham lain tidak naik, ASII akan mengangkat indeks.Apalagikekhawatiran pasar atas terhambatnya produksi Astra akibat terhentinya pasokan komponen dari Jepang, sudah mereda. “Di sisi lain, pergerakan saham ASII juga ditopang oleh rumor bahwa emiten ini akan membeli saham ADRO (PT Adaro Energy),” tuturnya.

Namun, hingga jelang penutupan, indeks berpeluang melemah seiring pergerakan bursa regional yang negatif. Kondisi itu dipicu penurunan tajam pada harga komoditas seperti emas, perak dan minyak mentah dunia. “Terutama perak yang turun tajam hingga 10%. Ini pertama kali dalam sejarah,” timpalnya.

Sementara itu, emas turun 3% ke level US$1,488,93 per troy ounce. Harga minyak juga turun ke bawah US$100 per barel. “Tapi, kondisi itu, justru kontrarian dengan pergerakan saham-saham di sektor komoditas yang lama konsolidasi. Meski harga komoditas melemah, saham-saham di sektor ini tak ikut turun,” ucap Ukie.

Dalam situasi ini, Ukie merekomendasikan positif saham-saham komoditas, perbankan dan second liner yang valuasinya masih potensial naik dan berfundamental kuat.

Saham-saham pilihannya adalah PT Bank Mandiri (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), PT Astra Internasional (ASII), PT Japfa Comfeed Indonesia (JPFA), PT Arona Binasejati (ARTI), PT Bumi Resources (BUMI) dan PT BW Plantation (BWPT) dan PT Astra Agro Lestari (AALI). “Saya rekomendasikan buy on weakness saham-saham tersebut,” imbuh Ukie.[ast]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar