Kamis, 30 Juni 2011

Mata uang Asia menutup kuartal II dengan keperkasaan

Mata uang Asia menutup kuartal II dengan keperkasaan
SEOUL. Mata uang Asia menutup kuartal kedua 2011 dengan penguatan. Dengan demikian, mata uang di kawasan regional sudah menguat selama empat kuartal berturut-turut. Keperkasaan mata uang Asia terjadi seiring dengan ekspansi pertumbuhan ekonomi Asia yang mampu melampaui pertumbuhan di negara maju. Selain itu, ada pula faktor lain berupa kenaikan suku bunga acuan yang mendongkrak tingkat yield untuk aset-aset lokal.

The Bloomberg-JPMorgan Asia Dollar Index kembali naik sejak akhir Maret menjadi 1,2%. Kenaikan tersebut terjadi setelah parlemen Yunani menyetujui pemotongan anggaran senilai 78 miliar euro atau US$ 113 miliar dan penjualan aset. Sementara, won Korea Selatan menguat ke level tertinggi dalam dua bulan terakhir setelah pemerintah melaporkan tingkat produksi manufaktur melebihi estimasi ekonom.

"Kita melihat mata uang Asia akan terus menguat dalam beberapa bulan ke depan. Kuatnya data dari regional menghilangkan kecemasan kalau pertumbuhan ekonomi Asia akan tumbuh moderat. Sementara, voting mengenai penghematan anggaran Yunani memberikan sentimen positif bagi pasar," jelas Chris Gothard, head of foreign exchange Brown Brothers Hariman Ltd.

Catatan saja, won menguat 0,9% menjadi 1.067,65 per dollar pada penutupan pasar pukul 15.00 waktu Seoul. Won juga menguat 2,7% sepanjang kuartal dua. Sedangkan dollar Singapura menguat 0,4% menjadi S$ 1,2289 dan perkasa 2,6% sejak akhir Maret lalu.

Sementara itu, dollar Taiwan menguat 0,4% hari ini menjadi NT$ 28,802 dan menguat 2,3% di sepanjang kuartal lalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar