Kamis, 30 Juni 2011

Stok AS anjlok tajam, minyak melesat ke level US$ 95,2 per barel

Stok AS anjlok tajam, minyak melesat ke level US$ 95,2 per barel
SYDNEY. Harga minyak melesat untuk hari ketiga di New York, setelah Amerika Serikat (AS) melaporkan cadangan minyak mentahnya turun tiga kali lebih besar dari yang diperkirakan. AS merupakan negara pengonsumsi minyak terbesar di dunia.

Minyak WTI untuk pengiriman Agustus naik 50 sen ke level US4 95,27 per barel, pada perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange, dan diperdagangkan di US$ 95,22 per barel pada pukul 9 pagi waktu Sydney. Sementara, minyak Brent untuk pengantaran Agustus naik 3,3% ke US$ 112,40 per barel di ICE Futures Europe, kemarin.

Departemen Energi AS menyebutkan, cadangan minyak mentah berkurang 4,38 juta barel, jauh lebih besar dari prediksi analis yang hanya menduga penurunan 1,5 juta barel. AS juga melaporkan suplai minyak mentahnya turun menjadi 359,5 juta barel. Ini penurunan pekan keempat, dan menjadi koreksi terpanjangnya sejak 7 Januari. Sementara, impor melemah 3% menjadi 8,88 juta barel sehari, yang merupakan penurunan pertamanya dalam tiga pekan terakhir.

Direktur riset derivatif energi dari Blue Ocean Brokerage Carl Larry menyebut, penurunan stok tersebut sangat bullish bagi minyak. "Angka tersebut menunjukkan kita sudah kehilangan banyak impor, dan kita dapat melihat lebih banyak penurunan pengiriman ke AS karena pelepasan cadangan oleh IEA," ujarnya.

Sebelumnya, International Energy Agency menyatakan melepas cadangan strategisnya sebesar 60 juta barel untuk mengendalikan harga minyak.

Selain itu, reli harga minyak juga dipicu sentimen positif dari Yunani. Parlemen Yunani setuju atas rencana Prime Minister George Papandreou melakukan penghematan pengeluaran demi mendapatkan paket bantuan. Hal ini mengurangi kekhawatiran gagal bayar utang di sana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar