Jumat, 23 September 2011

Pilih Saham Unggulan Murah & Menjanjikan

INILAH.COM, Jakarta- Bursa saham Indonesia Jumat (23/9) berpeluang terkoreksi. Namun, investor bisa memilih saham unggulan yang sudah murah dan memiliki prospek menjanjikan.

Helmi Therik dari AAA Securities mengatakan, IHSG hari ini berpotensi melanjutkan pelemahan. Terutama karena investor masih menghindari pasar saham dan obligasi, serta terus melakukan deleveraging, “Hal ini dipicu memburuknya perbankan di Eropa yang menyebabkan interbank distrust,” katanya kepada INILAH.COM.

Namun, Asia dan Indonesia sebenarnya masih fundamental yang bagus dengan inflasi rendah. Resiko likuiditas juga masih minim di Indonesia, karena perbankan masih memiliki likuiditas cukup dengan LDR rata 70% dan DPK tumbuh > 20%.

Di tengah kondisi seperti ini, investor jangka panjang disarankan akumulasi saham unggulan yang saat ini valuasinya kembali murah, dengan harga terkoreksi dalam dan proyeksi pertumbuhan earning masih tinggi hingga akhir tahun. “Terutama mengingat PER saham-saham blue chip yang atraktif lagi,”katanya.

Beberapa pilihannya adalah Astra International (ASII), bank rakyat Indonesia (BBRI) dan Semen Gresik (SMGR),”Emiten-emiten ini bisa menjadi pilihan,”ujarnya.

Sementara Satrio Utomo dari Universal Broker Indonesia mengatakan, posisi IHSG hari ini benar-benar menggoda. Terutama setelah kemarin ditutup menembus kisaran target dari skenario wave di 3.400-3.450. “Namun, indeks HangSeng ditutup menembus suport retracement 50% -nya di 17.980, mengindikasikan adanya potensi penurunan lebih lanjut,”katanya.

Ia menuturkan, harapan muncul dari penurunan IHSG yang terlalu dalam, dibandingkan koreksi di bursa regional. “Selain posisi fund flow asing 2011 yang sudah mulai mendekati titik impas,” ucapnya.

Pada perdagangan Jumat (23/9), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun drastis 328,35 poin (8,88%) ke level 3.369,14, dengan intraday terendah di 3.360,19 dan tertinggi di 3.695,93. Perdagangan di Bursa Efek Indonesia didukung volume transaksi sebesar 6,071 miliar lembar saham, senilai Rp 11,037 triliun dan frekuensi 173.509 kali.

Sebanyak 7 saham naik, sisanya 304 saham turun, dan 19 saham stagnan. Koreksi bursa didukung keluarnya dana asing, dimana nilai transaksi jual bersih (net foreign sell) tercatat sebesar Rp825 miliar. Rinciannya adalah transaksi jual sebesar Rp6,152 triliun dan transaksi beli mencapai Rp5,326 triliun. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar