Jumat, 23 September 2011

Koreksi Bursa Global Belum Usai, IHSG Masih Terancam

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin terjun bebas 328 poin akibat aksi jual masif yang dilakukan investor lokal dan asing. Indeks mencetak rekor koreksi terburuk di Asia dan kembali bertengger di level 3.300.

Pada perdagangan, Kamis (22/9/2011), IHSG terjun bebas 328,351 poin (8,89%) ke level Rp 3.369,143. Sementara Indeks LQ 45 jatuh 65,184 poin (10,14%) ke level 578,207. Ini adalah posisi IHSG terburuk sejak 20 September 2010, ketika IHSG di posisi 3.384,556.

Sentimen negatif belum pergi dari pasar saham. Anjloknya lagi bursa-bursa utama dunia yang diikuti merosotnya harga komoditas dan penguatan dolar AS akan menjadi sentimen negatif yang melingkari pergerakan bursa Indonesia hari ini.

Investor diprediksi akan melanjutkan aksi jualnya sehingga membuat IHSG pada perdagangan Jumat (23/9/2011) kembali bergerak di teritori positif.

Kejatuhan pasar saham setelah Bank Sentral AS mengatakan adanya risiko penurunan ekonomi AS yang signifikan masih terus menggerus bursa Wall Street.

Pada perdagangan Kamis (22/9/2011), indeks Dow Jones industrial average ditutup merosot 391,01 poin (3,51%) ke level 10.733,83. Indeks Standard & Poor's 500 juga melemah 37,20 poin (3,19%) ke level 1.129,56 dan Nasdaq merosot 82,52 poin (3,25%) ke level 2.455,67.

Kejatuhan bursa Wall Street kembali diikuti oleh penurunan bursa Asia Pasifik. Berikut pergerakan bursa regional pagi ini:
  • Indeks S&P/ASX melemah 56,1 poin (1,42%) ke level 3.908,8.
  • Indeks KOSPI melemah 64,17 poin (3,56%) ke level 1.736,38.

Kresna Sekuritas:
Ketidakpastian global kembali memicu sell off sehingga IHSG mencapai target dari double top. Secara teknikal, IHSG masih memiliki risiko dari pola head and shoulder dengan target koreksi di 3.250-3.300. Hari ini IHSG diperkirakan akan bergerak di kisaran 3.250-3.470 dan level 3.300 menjadi titik penentu arah jangka panjang IHSG.

Panin Sekuritas:
IHSG anjlok -8,88% ke 3.369,143 mengikuti anjloknya bursa regional yang dipengaruhi oleh data ekonomi China dan pernyataan The Fed terkait peluang memburuknya ekonomi global. Pergerakan IHSG juga terpengaruh oleh anjloknya nilai tukar rupiah sebagai indikasi adanya capital outflow dari investor asing. Hari ini kami proyeksikan IHSG masih akan tertekan dan dipengaruhi oleh perkembangan dari bursa regional dengan kisaran support-resistance 3.240-3.395.

eTrading Securities:
IHSG Kamis (22/9) ditutup turun 328 point (-8.88%), penurunan terbesar dalam setahun terakhir, ke level 3,369.14 menyusul sentimen dari AS yang membuat investor asing keluar dari bursa lokal serta buruknya data manufaktur China yang ikut memberikan sentimen negatif. Seluruh sektor mengalami penurunan pada dengan total transaksi di bursa tercatat sebanyak 13.4 juta lot atau setara dengan Rp11.04 triliun.

Tercatat sebanyak 7 saham mengalami kenaikan, 200 saham mengalami penurunan, 18 saham tidak mengalami perubahan dan 143 saham tidak diperdagangkan sama sekali. Saham-saham yang menjadi penahan turunnya bursa a.l. EMTK, INPP, SOBI, MYTX dan GDYR sementara yang menjadi pemberat bursa hari ini a.l. ASII, BMRI, BBRI, BBCA dan TLKM. Asing hari ini tercatat melakukan net sell pada pasar regular sebesar Rp1.7 triliun dengan saham-saham yang paling banyak di jual adalah ASII, BMRI, BBRI, BUMI dan INDF. Rupiah ditutup melemah 6 point ke level Rp9,024 terhadap US Dollar.

Secara teknikal, setelah menembus garis MA 200 nya IHSG kembali terkoreksi dengan membentuk pola Bearish Marubozu yang mengindikasikan sinyal Bearish Continuation sekalipun saat ini pergerakan indikator sudah memasuki fase oversold. Pada perdagangan hari ini (23/9) IHSG diperkirakan masih melanjutkan koreksinya dan akan bergerak pada range 3309-3405.

(qom/qom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar