Selasa, 08 November 2011

Ayo Trading Jangka Pendek

INILAH.COM, Jakarta – Indeks saham domestik Selasa (8/11) berpeluang menguat. Investor disarankan untuk trading jangka pendek. Saham Grup Astra, tambang dan perbankan bisa jadi pilihan.

Analis Citipacific Hendri Effendi memprediksikan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih mampu bergerak di atas moving average (MA) selama lima hingga sepuluh hari ke depan. "IHSG berada dalam tren konsolidasi pada kisaran 3.675-3.885. Ini berarti ada peluang untuk menguat jangka pendek," ujarnya, kemarin.

Namun, yang menjadi persoalan adalah situasi di Eropa yang bisa memperpanjang tren konsolidasi. Apalagi, kondisi Italia memburuk setelah rasio utang dengan PDB berada di atas 100% dan menyebabkan yield obligasi pemerintah naik tajam. "Pasar global mulai khawatir karena problem di Eropa kian berat. Yunani saja belum selesai ditangani," lanjutnya.

Sementara situasi di Amerika, kata Hendri, sudah lebih baik meski masih memberikan sinyal yang variatif ke pasar. Demikian pula laporan keuangan emiten yang tak separah perkiraan sebelumnnya.

Bank Sentral AS The Federal Reserve dinilai Hendri memberikan arah guna menjaga pertumbuhan ekonomi Amerika. Jika diperlukan, The Fed juga siap memberikan quantitative easing lanjutan.

Meski begitu, Hendri meyakini masih ada peluang melanjutkan pola uptrend jika IHSG bisa ditutup di atas level 3.835. Seiring dengan angka tersebut, volume transaksi juga meningkat. "Sehingga mengkonfirmasi berakhirnya tren konsolidasi. Untuk itu, saya merekomendasikan trading jangka pendek," katanya.

Beberapa saham yang ia rekomendasikan antara lain Astra International (ASII) dan United Tractor (UNTR). "Kinerja kedua emiten ini masih bagus sejak Maret hingga akhir tahun."

Meningkatnya volume produksi batubara meski harga jual rata-rata flat, membuat sektor tambang batubara menarik. Rata-rata harga jual kuartal empat 2011 masih lebih tinggi ketimbang tahun lalu. "Di sektor ini saya merekomendasikan Adaro Energy (ADRO) dan PT Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA)," kata Hendri.

Saham perbankan juga dilirik karena ada kemungkinan Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga. Sehingga ada ruang gerak sebab tekanan inflasi hingga akhir tahun relatif kecil, serta mendorong pertumbuhan volume kredit perbankan. “Pilih saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan Bank Mandiri (BMRI)," saran Hendri. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar