Selasa, 08 November 2011

Bergejolak Menanti Krisis Eropa, Wall Street Ditutup Menguat

New York - Bursa Wall Street akhirnya ditutup menguat setelah mengalami sesi perdagangan yang bergejolak dalam volume yang tipis. Perdagangan saham dibayangi oleh penyebaran krisis Eropa ke Italia.

Wall Street menghabiskan hampir sebagian besar perdagangannya di teritori negatif, sebelum akhirnya rebound setelah Juergen Stark, anggota Dewan Eksekutif Bank Sentral Eropa mengatakan krisis di kawasan tersebut mungkin akan tuntas dalam 1 atau 2 tahun terakhir.

Pasar bergerak sangat fluktuatif mencermati kondisi krisis yang terjadi di Eropa. Terutama setelah pengunduran diri Perdana Menteri Yunani George Papandreou dan juga kemungkinan penyebaran krisis ke Eropa.

Dari Italia, Perdana Menteri Silvio Berlusconi menolak tekanan untuk mundur, sehingga pasar memilih berhati-hati sembaru menunggu voting parlemen untuk reformasi anggaran.

"Setiap berita yang dipandang posotof akan menggerakkan pasar, tapi saya tidak percaya dengan pergerakan. Kita dapat secara mudah jatuh lagi," ujar Mark Luschini, chief investment strategist Janney Montgomery Scott seperti dikutip dari Reuters, Selasa (8/11/2011).

Pada perdagangan Senin (8/11/2011), indeks Dow Jones industrial average ditutup menguat 85,15 poin (0,71%) ke level 12.068,39. Indeks Standard & Poor's 500 juga menguat 7,89 poin (0,63%) ke level 1.261,12 dan Nasdaq menguat 9,10 poin (0,34%) ke level 2.695,25.

Di tengah sinyal investor yang masih berhati-hati, kinerja terbaik dicetak oleh saham-saham sektor kesehatan dan telekomunikasi. Indeks Sektor kesehatan S&P naik 1,2%, saham Pfizer Inc naik 2,1% menjadi US$ 20,07.

Perdagangan berjalan sangat sepi, dengan transaksi di New York Stock Exchange hanya sebesar 6,3 miliar lembar saham, di bawah rata-rata harian yang sebesar 8,47 milira lembar saham.

(qom/qom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar