Selasa, 08 November 2011

Perusahaan Besar Asia dan Eropa Kurangi Belanja

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kekhawatiran intervensi pemerintah dan perubahan peraturan menyebabkan perusahaan-perusahaan di Asia dan Eropa menahan diri untuk menaikkan pengeluaran meskipun keseimbangan telah membaik sejak krisis keuangan global.

Hal ini ditunjukkan dalam sebuah survei yang dilakukan manajer investasi Fidelity Worldwide Investment seperti dikutip Reuters.

Krisis utang di Eropa dan pertumbuhan lamban di Amerika Serikat membuat perusahaan terkemuka khawatir terhadap keberlanjutan volume penjualan mereka, menurut survei terhadap lebih dari 110 analis di Fidelity Eropa dan Asia.

Beberapa faktor seperti inflasi, biaya upah, harga dan posisi keuangan perusahaan, kesehatan dan utilitas perusahaan khususnya, kekhawatiran intervensi bahkan lebih dari bank. Para analis, yang mengikuti ribuan perusahaan, mengatakan sebagian besar perusahaan berencana untuk memotong atau tidak menambah belanja modal mereka, membekukan pertumbuhan belanja TI dan pemasaran dan juga tidak menambah pekerja. "Peningkatan keseimbangan tidak mengisi perusahaan dengan kepercayaan," kata Matthew Sutherland, Kepala Riset Fidelity Worldwide Investment untuk Asia Pasifik.

"Mereka menjaga tangan mereka agar tetap berada di saku mereka."

Hampir 90% dari para analis mengatakan perusahaan memiliki neraca lebih kuat dari tahun 2008/2009. Sutherland mengatakan perusahaan-perusahaan di Asia di luar Jepang sedang menduduki sekitar $ 1 triliun dalam bentuk tunai, sedangkan di Eropa senilai $ 2,6 triliun dan dan cenderung lebih ke arah membayar dividen.

Sutherland menolak menyebutkan nama perusahaan yang diteliti analis, tetapi data yang dikumpulkan oleh Thomson Reuters Lipper menunjukkan perusahaan dana investasi terbesar di Asia, Fidelity Funds-South East Asia mencatat Hyundai Motor dan Samsung Electronics di antara perusahaan tersebut.

Pendanaan lain dari perusahaan besar senilai $ 7,2 miliar pada akhir September, termasuk Taiwan Semiconductor Manufacturing, Industrial and Commercial Bank of China, SINA dan CNOOC.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar