Selasa, 15 November 2011

Imbal Hasil Surat Utang Eropa Melonjak, Wall Street Merosot

New York - Bursa Wall Street kembali melemah seiring melonjaknya imbal hasil atau yield surat berharga Italia dan sejumlah negara Eropa lainnya, yang menandakan krisis di kawasan tersebut belum usai.

Tingkat imbal hasil surat utang di Italia, Prancis dan Spanyol meningkat dibandingkan akhir pekan lalu. Peningkatan imbal hasil surat utang itu dicermati dengan cermat karena setiap kenaikan suku bunga akan mengancam kemampuan Italia dan negara-negara lainnya untuk membiayai mereka sendiri.

"Tanda pembalikan dari apa trend yang lebih membuat kami nyaman di Eropa adalah yang dikhawatirkan pasar hari ini. Hal itu telah menaikkan kekhawatiran masalah di Eropa tidak sebanyak berada di belakang kita," ujar Jeff Kleintop, kepala analis LPL Financial seperti dikutip dari Reuters, Selasa (15/11/2011).

Pada perdagangan Senin (14/11/2011), indeks Dow Jones industrial average ditutup melemah 74,70 poin (0,61%) ke level 12.078,98. Indeks Standard & Poor's 500 juga melemah 12,07 poin (0,96%) ke level 1.251,78 dan Nasdaq melemah 21,53 poin (0,80%) ke level 2.657,22.

Saham-saham akhir-akhir ini fokus pada perkembangan di Eropa. Apalagi pada pekan lalu imbal hasil surat utang di Italia sempat naik di atas 7%, level yang akan memaksa negara-negara dengan beban utang lebih rendah untuk mencari bailout. Dengan utang lebih dari US$ 2 triliun, Italia dinilai terlalu besar untuk di-bailout. Kemarin surat utang Italia berjangka waktu 10 tahun naik menjadi 6,76%.

Saham-saham sektor perbankan mencatat penurunan terbesar, dengan indeks bank KBW merosot hingga 2,5%. Saham Bank of New York Mellon merosot lebih dari 4%.

Perdagangan berjalan sangat sepi dengan transaksi di New York Stock Exchange hanya sebesar 5,5 miliar lembar saham, 30% di bawah rata-rata harian yang sebesar 8 miliar lembar saham.

(qom/qom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar