Selasa, 15 November 2011

Khawatirkan Lagi Utang Eropa, Saham Asia Jeblok

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Saham Australia tergelincir pada Selasa (15/11) di tengah kekhawatiran kembali bahwa krisis utang di Eropa masih jauh dari terselesaikan, bahkan setelah perubahan kepemimpinan di Italia dan Yunani.

Reuters melaporkan imbal hasil atau yield obligasi Italia berjangka waktu 5 tahun mencapai rekor 6,29 persen pada Senin, naik hampir satu persen penuh dari lelang terakhir di pertengahan Oktober, dan benchmark yiekd di Perancis dan Spanyol yang ditutup mendekati sesi tertinggi.

Saham AS berakhir melemah akibat imbal hasil obligasi obligasi Italia dan negara-negara zona euro lainnya mengingatkan investor bahwa meskipun perubahan dalam pemerintahan, krisis utang di kawasan masih mampu berputar di luar kendali. Indeks acuan S & P / ASX 200 turun 0,4 persen menjadi 4.289,5.

Bank pemberi pinjaman hipotek kelas atas Commonwealth Bank of Australia melaporkan laba kuartal pertama naik 9,4 persen. Tetapi saham turun 1,8 persen karena investor cemas atas penurunan marjin bunga bersih.

Saham tambang Uranium dan eksplorasi lainnya, termasuk Paladin Energy dan Toro Energy, mendapat dorongan setelah Perdana Menteri Australia Julia Gillard menyerukan menjungkirbalikkan larangan penjualan uranium ke India. Saham Paladin dan Toro melompat masing-masing 2,8 persen dan 7,8 persen.

Sedang indeks saham acuan Selandia Baru NZX 50 jatuh 0,5 persen ke 3.293,3.

Nikkei Jepang mengarah jatuh, mengikuti Wall Street di tengah kekhawatiran tentang meningkatnya imbal hasil obligasi di Italia dan negara-negara zona euro lainnya.

Nikkei berjangka di Chicago berakhir di 8.575, turun 45 poin dari penutupan di Osaka ke 8.620. Investor akan mendapatkan kesempatan untuk bereaksi terhadap pendapatan bank yang diumumkan setelah pasar ditutup kemarin. Mitsubishi UFJ melaporkan kenaikan laba bersih sebesar 95 persen pada April-September pada hari Senin. .

Saham Seoul juga bakal dibuka lebih rendah akibat imbal hasil obligasi naik di Italia dan negara-negara zona euro lainnya, menghidupkan kembali kekhawatiran bahwa krisis utang di Eropa masih jauh dari terselesaikan, bahkan setelah perubahan kepemimpinan di Italia dan Yunani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar