Jumat, 09 Desember 2011

Eropa Gagal Capai Kesepakatan, IHSG Terkoreksi 22 Poin

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpangkas 22 poin akibat tidak tercapainya kesepakatan para petinggi Eropa dalam menangani krisis utang. Koreksi IHSG ini merupakan yang paling minim di tengah ambruknya bursa-bursa Asia.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat di posisi Rp 9.040 per dolar AS dibandingkan penutupan perdagangan kemarin di Rp 9.070 per dolar AS.

Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG dibuka merosot 26,485 poin (0,71%) ke level 3.755,276. Investor masih fokus kepada pertemuan petinggi Eropa yang rencananya berakhir hari ini Jumat waktu setempat.

Tak butuh waktu lama, aksi lepas saham langsung berlanjut sejak dibukanya perdagangan. Tekanan ini sempat membuat indeks nyemplung ke posisi terendahnya sebelum istirahat perdagangan.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG terkoreksi 39,141 poin (1,04%) ke level 3.742,620. Pelaku pasar kecewa dengan pernyataan presiden bank sentral Eropa Mario Draghi pada pertemuan Eropa.

Memasuki perdagangan sesi II IHSG sempat jatuh ke level terendahnya di 3.728,734 sebelum akhirnya koreksi tersebut bisa sedikit melambat akibat aksi beli selektif.

Mengakhiri perdagangan akhir pekan, Jumat (9/12/2011), IHSG ditutup terkoreksi 22,152 poin (0,59%) ke level 3.759,609. Sementara Indeks LQ 45 ditutup terpangkas 4,883 poin (0,74%) ke level 663,457.

Sentimen negatif kembali datang dari Eropa yang menyatakan pertemuan tiga hari yang digelar ternyata tidak mendapatkan kesepakatan. Sehingga, kembali menimbulkan keragu-raguan di mata para pelaku pasar.

Tekanan jual menjadi tak henti-hentinya terjadi di lantai bursa. Saham-saham unggulan terus dilepas meski secara fundamental sebenarnya masih bagus untuk dikoleksi.

Dua sektor industri, yaitu properti dan industri dasar, menahan laju koreksi indeks menjadi tidak terlalu dalam. Sayangnya, terlalu banyak saham-saham yang terkena tekanan jual sehingga IHSG tak kuasa lepas dari jeratan jaring negatif.

Setelah melakukan pembelian bersih dalam empat perdagangan terakhir, investor asing mulai melepas saham. Transaksinya tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 249,614 miliar di seluruh pasar.

Perdagangan hari ini berjalan cukup sepi dengan frekuensi transaksi mencapai 85.090 kali pada volume 1,419 miliar lembar saham senilai Rp 2,906 triliun. Sebanyak 79 saham naik, sisanya 143 saham turun, dan 86 saham stagnan.

Bursa-bursa di Asia berguguran dengan tingkat koreksi yang cukup tinggi, rata-rata lebih dari satu persen. Bahkan, bursa saham Hong Kong jatuh lebih dari dua persen.

Berikut kondisi bursa-bursa di regional sore hari ini:
  • Indeks Komposit Shanghai melemah 14,55 poin (0,62%) ke level 2.315,27.
  • Indeks Hang Seng terjun 521,58 poin (2,73%) ke level 18.586,23.
  • Indeks Nikkei 225 anjlok 128,12 poin (1,48%) ke level 8.536,46.
  • Indeks Straits Times jatuh 32,26 poin (1,18%) ke level 2.696,05.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Century Textille (CNTX) naik Rp 600 ke Rp 7.400, Astra Internasional (ASII) naik Rp 400 ke Rp 73.050, Hero Supermarket (HERO) naik Rp 300 ke Rp 11.000, dan Multi Breeder (MBAI) naik Rp 250 ke Rp 12.750.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Gudang Garam (GGRM) turun Rp 850 ke Rp 62.500, United Tractor (UNTR) turun Rp 650 ke Rp 24.750, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 300 ke Rp 38.050, dan Astra Agro (AALI) turun Rp 250 ke Rp 21.800.

(ang/qom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar