Jumat, 09 Desember 2011

Harga minyak tergerus oleh sinyal negatif dari Eropa

Harga minyak tergerus oleh sinyal negatif dari Eropa
SYDNEY. Minyak mentah menuju penurunan mingguan terbesar sejak September di New York. Ini terjadi lantaran investor berspekulasi permintaan bahan bakar akan surut di tengah sinyal Eropa sedang bergulat untuk mengatasi krisis utang.

Kontrak minyak WTI untuk pengiriman Januari tergerus 12 sen ke level US$ 98,22 per barel pada perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange pukul 10.38 waktu Sydney. Kemarin, kontrak yaang sama tumbang 2,1% ke US$ 98,34 per barel, terendah sejak penyelesaian 28 November. Dalam sepekan, harga minyak sudah turun 2,7%. Ini koreksi mingguan terbesar sejak pekan yang berakhir 23 September.

Sementara itu, minyak Brent untuk penyelesaian Januari jatuh 1,3% ke US$ 108,11 per barel di bursa ICE Futures Europe, London, kemarin.

Pasar minyak tertekan setelah Presiden European Central Bank (ECB) Mario Draghi mengisyaratkan ECB tidak akan meningkatkan pembelian obligasi pemerintah untuk mengakhiri krisis.

Sentimen lain yang melemahkan pasar, yaitu terkait pasokan minyak global. Menteri Perminyakan Arab Saudi Ali al-Naimi menyebut, Arab Saudi yang merupakan eksportir minyak mentah terbesar dunia, tidak mau buru-buru untuk menyetujui kuota OPEC terbaru pada pertemuan 14 Desember mendatang.

Arab Saudi menginginkan kapasitas produksinya berkisar 1,5 juta hingga 2 juta barel per hari. "Produksi kami akan ditentukan oleh apa yang diinginkan pembeli," ujar al-Naimi, kemarin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar