Jumat, 09 Desember 2011

IHSG Cenderung Flat, Wait & See

INILAH.COM, Jakarta – Bursa saham domestik pada Jumat (9/12) diperkirakan bergerak flat. Investor sebaiknya mencermati sejumlah kondisi untuk trading.

Pengamat pasar modal Alwi Assegaf dari Universal Broker Indonesia memprediksikan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhir pekan ini akan cenderung flat. “IHSG akan berada di support 3.750-3.715 dan resistan 3.811-3.830,” ujarnya kepada INILAH.COM.

Menurutnya, ada potensi pasar akan terkoreksi sebagai antisipasi menjelang KTT Uni Eropa (UE) yang akan digelar di penghujung pekan. Sehingga pasar tak terlalu agresif melakukan trading.

Kendati demikian, secara teknikal IHSG masih bisa bertahan di atas support 3.750 yang berarti masih berpotensi tren bullish jangka pendek pada kisaran 3.830-3.850. “Tren bearish akan terjadi kalo koreksi IHSG menuju ke 3.715.”

Alwi menuturkan, indeks bertahan di atas 3.750 karena ekpektasi pasar atas keputusan UE yang konkrit, termasuk rencana Bank Sentral Eropa (ECB) memangkas suku bunga hingga ke level 1%.

Selain rencana melanjutkan pembelian surat utang pemerintah Eropa untuk menstabilkan yield. Sementara Indeks Dow Jones sinyalnya masih positif dan tertahan di resistan 12.300. “Potensinya menembus resitant, bukan berbalik turun,” lanjutnya.

Di tengah situasi ini, Alwi merekomendasikan pelaku pasar untuk menahan posisi atau hold atas saham-saham yang dimiliki. Namun, jika IHSG berhasil memecah level resistan di 3.811, investor bisa beli beberapa saham seperti Astra International (ASII), Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan Bank Central Asia (BBCA).

Ia menuturkan, investor bisa trading buy ketika sinyal beli muncul, seiring tembusnya resistan IHSG di 3811. Aksi ini disebut Buy at Resistant Break, karena pada saat resistan pecah, tren bullish berlanjut.

Adapun saham perbankan menjadi pilihan karena suku bunga Bank Indonesia (BI) yang tidak berubah, inflasi terkendali dan bertumbuhnya penyaluran kredit. Secara teknikal, sektor perbankan juga memiliki pola triangle, yang berarti sedang menguji level resistan.

Saham semen juga menarik, didukung faktor teknikal. Seperti Indocement (INTP), Holcim (SMCB) dan Semen Gresik (SMGR). Menurutnya, kalau emiten-emiten ini ditutup di area ini, ada peluang koreksi, sehingga bisa untuk akumulasi.

“Tapi juga ada pola triangle atau pola konsolidasi yang mengarah ke resistan,” lanjutnya. Alwi menyarankan investor buy on weakness INTP. Sedangkan rekomendasi untuk SMGR dan SMCB adalah buy break. [ast]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar