Jumat, 09 Desember 2011

Saham Bluechip & Second Liner Pilihan Sesi Dua

INILAH.COM, Jakarta – Hingga penutupan, IHSG sulit menguat. Selain faktor akhir pekan, pasar wait and see atas KTT Uni Eropa. Rekomendasi, beberapa saham bluechip & second liner.

Pada sesi pertama perdagangan Jumat (9/12), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup melemah 39,14 poin (1,03%) ke level 3.742,62. Begitu juga indeks saham unggulan LQ45 yang turun 7,88 poin (1,18%) ke angka 660,463.

Laju indeks siang ini kurang ramai, hanya didukung oleh volume transaksi yang tercatat mencapai 1,2 miliar lembar saham di pasar reguler dan total mencapai 1,4 miliar. Sementara itu, nilai transaksi hanya mencapai Rp1,03 triliun di pasar regular dari total Rp 1,15 triliun dan frekuensi 39.924 kali. Hanya 36 saham menguat, sedangkan 182 saham melemah dan 56 saham stagnan.

Pelemahan indeks, juga diwarnai aksi jual dari investor asing yang mencatatkan transaksi nilai jual bersih (net foreign sell) sebesar Rp50,4 miliar. Rinciannya, transaksi beli mencapai Rp364,8 miliar sedangkan transaksi jual sebesar Rp415,2 miliar.

Semua sektor saham, kompak mendukung pelemahan indeks. Saham sektor keuangan memimpin penurunan 1,50%, disusul industri dasar 1,31%, pertambangan 1,14%, perkebunan 1,12%, properti 1,08%, perdagangan 1%, infrastrutkur 0,88%, konsumsi 0,76%, manufaktur 0,66% dan aneka industri 0,07%.

Analis Panin Securities Purwoko Sartono memperkirakan, indeks saham domestik sulit kembali ke teritori positif hingga penutupan sore nanti. “IHSG memiliki support 3.720 dan resistance 3.762,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Jumat (9/12).

Menurutnya, pelemahan indeks hari ini dipicu oleh faktor akhir pekan di mana orang cenderung mengamankan posisi. Sebab, dikhawatirkan, pada saat libur ada kabar yang negatif di market yang tidak diharapkan. “Karena itu, berat bagi IHSG untuk ditutup positif akhir pekan ini,” ucapnya.

Di sisi lain, lanjutnya, pelaku pasar juga masih menunggu hasil dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Uni Eropa dan perkembangan krisis utang di Eropa. Jadi, dalam 1-2 hari ini, jika membaca beberapa komentar dari beberapa hedge fund besar, jadi momen terpenting untuk global market. “Artinya, investor besar, juga masih wait and see,” ujarnya.

Meski begitu, kata dia, ada juga optimisme atas Uni Eropa. Diharapkan KTT Uni Eropa bisa memberikan sentimen yang pro-pasar. “Tapi, sebelum optimisme itu menjadi kenyataan, pasar tetapwait and see. Terlepas dari faktor itu, koreksi indeks justru jadi momentum tepat untuk buy on weakness,” tandas Purwoko.

Dalam situasi ini, Purwoko merekomendasikan positif beberapa saham bluechip yang sudah turun tajam mendekati level support-nya seperti PT Bank Mandiri (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), PT Indocement Tunggal Prakasa (INTP) dan PT Jasa Marga (JSMR). “Saya rekomendasikan buy on weakness saham-saham tersebut,” ujarnya.

Dia juga merekomendasikan beberapa saham second liner yang menurutnya kadang bergerak anomali, melawan arus pergerakan IHSG seperti PT Surya Semesta Internusa (SSIA) dan PT Resource Alam Indonesia (KKGI). “Saya rekomendasikan speculative buy kedua saham terakhir,” imbuhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar