Jumat, 27 Januari 2012

Data AS Angkat Rupiah, Yunani Mengancam

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Jumat (27/1) diprediksi menguat seiring positifnya rilis data makro ekonomi AS. Tapi, sentimen debt swap Yunani membatasinya.

Analis senior Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, potensi penguatan rupiah hari ini salah satunya karena mendapat dukungan dari berlanjutnya euforia bursa saham global pascakomitmen diperpanjangnya suku bunga rendah oleh Bank Sentral AS, The Fed hingga akhir 2014. Semula, suku bunga rendah hanya akan dipertahankan hingga pertengahan 2013.

Kondisi itu, juga didukung oleh membaiknya indikator ekonomi Amerikan Serikat semalam dan data lain yang akan dirilis hari ini. "Karena itu, rupiah berpeluang menguat dalam kisaran 8.900-9.000 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM.

Semalam, lanjut Firman, dirilis angka penjualan rumah yang sudah diperkirakan membaik. "Angkanya sudah diperkirakan naik jadi 321 ribu untuk Desember 2011 dari bulan sebelumnya 315 ribu," ujarnya.

Lalu, kata dia, hari ini, AS juga akan merilis data Gross Domestic Product (GDP) yang juga sudah diprediksi membaik. "GDP AS diperkirakan naik ke level 3% untuk kuartal IV-2011 dari angka kuartal sebelumnya 1,8%," ungkap Firman.

Hanya saja, ucap dia, penguatan rupiah tidak akan signifikan mengingat data AS semalam sebagian sudah diprekirakan variatif. "Meski angka penjualan rumah bagus, tapi klaim pengangguran AS sudah diperkirakan meningkat jadi 370 ribu dari sebelumnya 352 ribu," paparnya.

Selain itu, pasar juga masih memantau perkembangan di Eropa mengingat yield oblgasi pemerintah Portugal terus naik seiring kekhawatiran bahwa Yunani tidak bisa mengamankan pencairan dana bailout-nya pada awal Maret 2012. "Sebab, jika Yunani default,korban berikutnya adalah Portugal," timpalnya.

Di sisi lain, pasar juga kemungkinan tidak akan mendapatkan kata sepakat soal debt swap antara Yunani dengan kreditor swasta. "Proses untuk itu bakal panjang," tutur Firman

Sejauh ini, lanjutnya, kreditor swasta inginkan yield 4% sedangkan Athena dan Uni Eropa ingin 3,5%. "Negosiasi baru saja dimulai sehingga akan sulit mendapatkan kesepakatan dalam waktu dekat. Semua itu, akan menahan penguatan rupiah lebih jauh," imbuhnya.

Asal tahu saja, kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Kamis (26/1) ditutup melemah 75 poin (0,84%) ke level 8.960/8.970 per dolar AS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar