Jumat, 27 Januari 2012

Roubini: 1,5 Tahun Lagi Yunani Hengkang dari Euro

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Ekonom kenamaan, Nouriel Roubini menyatakan, Eropa perlu pelonggaran moneter besar-besaran untuk keluar dari krisis utang. Pasalnya, bila tidak dilakukan, kemungkinan besar Yunani akan meninggalkan zona euro dalam 1,5 tahun.

Kreditur swasta yang meminjamkan uang ke Yunani, seperti bank dan dana investasi, melakukan pertemuan di Paris usai pembicaraan mengenai penukaran utang (debt swap) yang akan mengubah obligasi Yunani bertenor lebih pendek dengan yang lebih panjang. Hal ini dilakukan Yunani, untuk memberi lebih banyak ruang dalam menekan tumpukan utangnya.

"Yunani akan menjadi negara pertama yang merestrukturisasi utangnya, saya tidak berpikir itu akan menjadi yang terakhir," ungkap Roubini di sela-sela Forum Ekonomi Dunia di Davos, seperti dikutip dari CNBC.com, Jumat (27/1).

Tanpa tindakan cepat, lanjut ekonom yang memiliki reputasi terpercaya usai krisis keuangan melanda 2007, Yunani bisa menjadi negara pertama yang meninggalkan zona euro.

Menurut Roubini, Bank Sentral Eropa (ECB) harus bertindak cepat dengan melakukan pelonggaran moneter besar-besaran untuk mencegah krisis lebih dalam dan harus mengekang langkah-langkah penghematan. "Ada resesi parah di wilayah pinggiran zona euro. Longgarkan penghematan, pacu pertumbuhan, itulah yang zona euro butuhkan hari ini." tuturnya.

Isu apakah ada kenaikan pajak atau tidak di AS akan menjadi salah satu fokus penting dalam kampanye pemilihan presiden, dimana pertumbuhan masih berjalan lamban dan sebagian bahkan mengalami resesi. "Tidak ada decoupling nyata...saat ini ada resesi di pinggiran zona euro," ungkapnya.

"Ada resesi di seluruh Eropa, pertumbuhan ekonomi AS sangat lamban. Ada perlambatan sekarang di China," tambah Roubini.

Data yang dirilis pemerintah Inggris menunjukkan, perekonomian tengah mengalami kontraksi dengan angka di bawah ekspektasi 0,2% untuk kuartal IV. Hal ini membawa Inggris lebih dekat ke resesi double dip.

Pada Selasa (24/1) lalu, Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi dunia sekaligus memperingatkan bahwa krisis utang zona euro akan menghadapi fase baru.

Roubini menyatakan, ada terlalu banyak masalah di zona euro seperti utang publik yang membengkak dan giro dari beberapa negara. "Ini tidak akan tuntas dengan ECB mencetak uang lebih banyak," tuturnya.

"Ini adalah masalah mendasar yang memerlukan beberapa tahun untuk menuntaskannya...dan sekarang, penularan (krisis utang) telah menyebar."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar