Jumat, 27 Januari 2012

IHSG Berpotensi Melemah, Lakukan 'BoW'

INILAH.COM, Jakarta – IHSG pada Jumat (27/1) diprediksikan melemah karena profit taking dan tekanan jual. Buy on weakness saham-saham berikut ini.

Pengamat pasar modal Alwi Assegaff dari Universal Broker memperkirakan, aksi ambil untung masih belum selesai. Tekanan jual masih akan menyulitkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk kembali berada di atas 4.000.

Indikator teknikal memperlihatkan pola deadcross pada stochastic, setelah sebelumnya pola shooting star terbentuk di candlestick-nya. Kedua pola ini menguatkan konfirmasi IHSG masih didominasi pergerakan seller.

“Potensi penurunan IHSG akan mengarah ke area support 3.900-3.924,” katanya, kepada INILAH.COM.

Sebenarnya, kata Alwi, sentimen positif dari bursa Wall Street lumayan kuat setelah Bank Sentral As The Fed memutuskan tetap mempertahankan kebijakan suku bunga rendah untuk memacu pertumbuhan.

Sementara untuk mencegah kekeringan likuiditas, The Fed masih akan meneruskan program pembelian obligasi pemerintah Amerika. Keputusan Fed membuat euro kembali menguat terhadap dolar AS.

Namun Eropa masih menunggu penyelesaian kesepakatan kreditur-kreditur Yunani dengan Uni Eropa (UE) dan Bank Sentral Eropa (ECB). Sebab, jika skema restrukturisasi utang Yunani yang diajukan para kreditur tak disetujui EU dan ECB, maka Yunani kembali beresiko selective default.

“Ini menyebabkan sentimen eksternal mixed dan pelaku pasar domestik lebih memilih untuk profit taking sementara ini,” lanjut Alwi.

Kondisi ini, lanjutnya, dengan kemungkinan penurunan IHSG berlanjut ke area 3.924-3.900, investor bersiap untuk bargain hunting. Yakni pada saham-saham yang tren jangka pendeknya masih bullish. Untuk itu, ia merekomendasikan beberapa saham.

Diantaranya Unilever Indonesia (UNVR), Astra International (ASII), Bank Mandiri (BMRI) dan Bank Rakyat Indonesia (BBRI). “Buy on weakness saham-saham tersebut di atas,” Alwi merekomendasikan.

UNVR trennya masih bullish,saat ini sedang terkoreksi mendekati level support 20.100. Sedangkan saham-saham perbankan tertolong upgrade rating investasi, karena memudahkan pendanaan dengan menerbitkan subdebt atau obligasi.

“Mengingat perbankan sedang ‘dipaksa’ menurunkan deposit rate-nya, sementara ruang gerak untuk memaksimalkan margin penyaluran kredit terbatas,” paparnya.

Selain itu, Alwi juga merekomendasikan beli saham Antam (ANTM), yang berpotensi memecah level resistan 1.850. Ini terindikasi di TA-nya yang membentuk pola long wait candle stick, sementara stockhastic sedang mencoba bullish cross over.

“Selain itu juga disebabkan terus meningkatnya harga emas dunia hingga mencapai 1.700, berpotensi mengarah ke 1.750,” tandasnya. [nat]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar