Kamis, 05 Januari 2012

Eropa berniat beri sanksi keras kepada Iran, harga minyak melanjutkan reli

Eropa berniat beri sanksi keras kepada Iran, harga minyak melanjutkan reli
NEW YORK. Harga kontrak minyak mencatatkan kenaikan ke level tertinggi sejak Mei lalu. Harga kontrak minyak untuk pengantaran Febuari naik 0,3% menjadi US$ 103,22 per barel di New York Mercantile Exchange. Ini merupakan level tertinggi sejak 10 Mei. Di sepanjang 2011, harga minyak sudah melaju 8,2% dan merupakan kenaikan tahunan ketiga.

Sedangkan harga kontrak minyak jenis Brent untuk pengantaran Febuari naik 1,4% menjadi US$ 113,70 per barel di ICE Futures Europe Exchange.

Kenaikan harga minyak kemarin malam disebabkan sentimen Uni Eropa yang akan menghentikan pembelian minyak dari Iran. Sekadar informasi, harga kontrak minyak sudah naik untuk yang ke sembilan kalinya dari 11 hari setelah Uni Eropa bilang menteri luar negeri berniat mengumumkan sanksi yang lebih keras terhadap sektor perbankan dan energi Iran pada pertemuan mereka yang dihelat 30 Januari mendatang.

Pihak Iran sendiri sudah mengancam untuk memblokir Strait Hormuz, jika diberlakukan pelarangan impor. Sekadar informasi, 20% arus perdagangan minyak dunia melewati kawasan Strait Hormuz yang terletak di Teluk Persia ini.

"Adanya sanksi terhadap Iran hanya akan menyebabkan ketegangan. Bahkan potensi untuk menutup Strait Hormuz. Jika Eropa menghentikan untuk membeli minyak Iran, mereka harus membelinya di tempat lain. Hal ini akan akan semakin memperketat suplai minyak," jelas Tom Bentz, director BNP Paribas Prime Brokerage Inc.

Sementara itu, Mike Witner, head og oil market research Americas di Societe Generale SA di New York, memprediksi harga minyak Brent akan reli ke level US$ 125 per barel jika Uni Eropa benar-benar melarang impor minyak Iran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar